BENGKULU, BETVEWS - Bawaslu Kota Bengkulu melaksanakan sosialisasi pengawasan partisipatif pada Kamis 3 Oktober 2024.
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diikuti 45 peserta dari berbagai elemen, seperti perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), media online, organisasi masyarakat, alumni Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) serta jajaran Sekretariat Bawaslu.
Leka Yunita, Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Permasalahan, dan Humas Bawaslu Kota Bengkulu, menekankan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk mengajak generasi milenial dan media massa terlibat aktif dalam pengawasan Pemilu Serentak 2024.
BACA JUGA:5 Manfaat Buah Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Redakan Peradangan pada Penyakit Kulit
BACA JUGA:Rohidin di Mata Masyarakat Bengkulu Utara: Perhatian Terhadap Pelosok, Bukan Hanya Janji Kosong
“Generasi milenial sangat dekat dengan teknologi, terutama media sosial, yang saat ini menjadi salah satu sarana utama kampanye. Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam pengawasan sangat penting untuk mencegah potensi pelanggaran,” kata Leka Yunita.
Menurut Leka, sosialisasi ini juga menjadi momentum untuk memberikan pemahaman yang mendalam terkait aturan pemilu, program Bawaslu, dan regulasi yang mengatur jalannya pemilihan.
BACA JUGA:Derta Rohidin: Sudah Seharusnya Senator Asal Bengkulu Kompak Dukung Sultan B Najamudin
BACA JUGA:Efektif Lancarkan BAB, Ini 7 Makanan yang Baik Dikonsumsi Anak saat Sembelit
Generasi milenial dianggap memiliki peran strategis karena mereka paling sering terpapar konten-konten kampanye yang beredar di media sosial.
Dengan demikian, mereka diharapkan dapat menjadi bagian dari pengawasan terhadap kampanye-kampanye tersebut, terutama dalam memastikan bahwa kampanye dilakukan secara benar dan tidak melanggar aturan.
BACA JUGA:Perkumpulan Keluarga Sumatera Selatan Provinsi Bengkulu Nyatakan Dukungan untuk Romer di Pilgub 2024
BACA JUGA:Jeruk Nipis Ini Bisa Bikin Rambut Sehat Alami, Ketahui Manfaat Lengkapnya di Sini
Tidak hanya generasi milenial, media massa juga dinilai sebagai salah satu elemen kunci dalam pengawasan pemilu.
“Media massa memiliki akses cepat terhadap informasi, sehingga diharapkan dapat menyebarkan informasi yang akurat serta turut melaporkan potensi pelanggaran yang terjadi selama proses pemilu,” tambah Leka.