BENGKULU, BETVNEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu melaporkan bahwa ekonomi Bengkulu pada Triwulan III Tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,57 persen secara year-on-year (yoy).
Pada periode ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bengkulu atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp25,82 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp13,55 triliun.
BACA JUGA:Pemkab Seluma Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Sambungan Rumah SPAM Kobema
Namun, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi Bengkulu mengalami penurunan (kontraksi) sebesar 2,56 persen (q-to-q). Sektor yang mengalami kontraksi terbesar adalah lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan dengan penurunan sebesar 12,45 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengungkapkan bahwa dari sisi produksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni 9,66 persen.
BACA JUGA:Tingkatkan Minat Baca di Lingkup Sekolah, Dispersip Seluma Gelar Lomba Bercerita Pelajar SD-SMP
Sementara itu, di sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) mengalami kenaikan tertinggi, yaitu 10,64 persen.
Win Rizal menjelaskan bahwa meskipun terjadi kontraksi pada Triwulan III 2024 dibandingkan dengan Triwulan II, hal ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di triwulan ketiga setiap tahunnya, dengan harapan pemulihan akan terjadi pada Triwulan IV.
BACA JUGA:Direktur Bimex Ungkap Kesiapan Pengerukan Alur Pulau Baai hingga Usaha Kepelabuhan
"Tahun-tahun sebelumnya juga menunjukkan pola yang sama, di mana Triwulan III cenderung mengalami kontraksi, namun ekonomi akan kembali pulih di Triwulan IV," ujar Win Rizal.
Lebih lanjut, ia memaparkan sektor-sektor tertentu yang mengalami pertumbuhan signifikan pada Triwulan III 2024. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 9,66 persen, diikuti oleh Jasa Lainnya sebesar 6,61 persen, dan Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh 9,57 persen.
Pertumbuhan ini, menurutnya, didorong oleh berbagai kegiatan besar yang berlangsung di Bengkulu, seperti Festival Tabut dan sejumlah pertemuan sektor keuangan.
BACA JUGA:2 Mahasiswa di Bengkulu Edarkan Narkotika, Sediakan Kamar Kos Dipakai untuk Pesta Ganja
"Sektor-sektor ini didorong oleh kegiatan besar yang berlangsung pada Triwulan III, seperti Festival Tabut dan rapat kerja sektor keuangan," jelas Win Rizal.
Namun, sektor Industri Pengolahan mengalami kontraksi, dengan angka pertumbuhan negatif sebesar -2,38 persen. Menurut Win Rizal, hal ini tidak hanya terjadi di Bengkulu, tetapi juga di berbagai daerah lainnya.