"Ya nak berangkatlah jaga diri dan jangan lupa berkabar pada kami").
Semasa kerajaan Inderapura masih berdiri, wilayah kekuasaannya membentang ke selatan sampai Urai ( Urai saat ini masuk wilayah Kecamatan Ketahun).
Wajar jika ibunya tak begitu khawatir melepas Ali sebab waktu itu banyak juga warga Inderapura yang menetap di wilayah Marga Ketahun.
MENJADI GURU.
Dengan berjalan kaki menempuh 272 Km tibalah Ali di Marga Ketahun tepatnya di Napal Putih tak butuh waktu lama, Ali langsung diterima mengajar di Sekolah Rakyat Napal Putih, bahkan tak lama kemudian ia menjadi guru kepala di sekolah itu.
Di sekolah yang hanya sampai kelas 3 tersebut Ali mengajar baca tulis hurup latin, berhitung dan arab melayu.
Tidak hanya mengajar di Marga Ketahun, Ali juga mengajar di Sekolah Rakyat di Marga Lais.
BERTEMU PUJAAN HATI.
Di Napal Putih, Ali kenal akrab dengan Deram yang baru saja naik jabatan dari Depati kemudian terpilih jadi Pesirah Marga Ketahun melalui pemilihan langsung oleh rakyat selanjutnya ditetapkan sebagai Pesirah Marga Ketahun melalui besluit nomor 52 tanggal 21 Februari 1920.
Ada yang unik, sebenarnya Pesirah Deram memiliki kelemahan, yaitu buta huruf baca tulis huruf latin tapi wibawa dan kecintaan rakyat pada sosok Deram menutup kelemahannya itu.
Sering kali Ali diminta oleh Pesirah Deram untuk menyusun surat huruf latin hal itu tentu dilakukan dengan riang oleh Ali sebab ia berkesempatan untuk bertemu Siti Walimah anak perawan semata wayang Pesirah Deram.
Perasaan Ali pada Siti Walimah tak bertepuk sebelah tangan, gadis itu ternyata menyimpan perasaan yang sama. Singkat cerita mereka berdua menikah dengan pesta yang meriah.
Dari pasangan ini lahir lima orang anak yaitu Kaharuddin, Syamsinar, Mursalin, Sabi'i. M. Ali dan Fidraini Nurma.
Oya, sebenarnya tidak sedikit pemuda di Marga Ketahun yang menaruh hati pada Siti Walimah semasa gadis, tapi nyali para pemuda itu meleleh saat berhadapan dengan sosok pejabat apalagi Pesirah Deram dikenal juga sebagai pendekar silat dengan kumis melintangnya membuat mereka berpikir dua kali untuk menyampaikan hasratnya.
Kehidupan rumah tangga Ali dan Siti Walimah penuh dengan kebahagiaan, namun sayang sekali Allah lebih dulu memanggil Siti Walimah saat usianya masih cukup muda, tinggallah Pangeran Ali dengan kesedihannya ditinggal belahan jiwa.
Banyak keluarga berusaha menghiburnya bahkan ada diantaranya berusaha mencarikan jodoh lagi untuknya.