Abrasi Lamban Ditangani Sebabkan Gedung Konservasi Penyu di Bengkulu Tengah Ambruk

Selasa 10-12-2024,14:48 WIB
Reporter : Fenzi Ronal
Editor : Ria Sofyan

BENGKULU, BETVNEWS - Penanganan abrasi di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah terkesan lamban ditangani. 

Pasalnya, abrasi tersebut sudah terjadi sejak tahun 2020 lalu dan telah menenggelamkan sekitar 15 rumah di sekitar lokasi penangkaran penyu. 

Akibatnya, pada Senin (9/12/2024) malam, gedung konservasi penyu Latun Utara yang dikelola oleh masyarakat turut menjadi korban, satu unit gedung yang kerap menjadi lokasi penangkaran ambruk dan tak lagi bisa digunakan, lantaran ambruk dikikis oleh abrasi.

Saat ini, hanya tersisa satu gedung kantor dan tempat penetasan telur penyu.

BACA JUGA:Awas! Ini 5 Efek Samping Konsumsi Daun Pohpohan Berlebihan, Bisa Pengaruhi Fungsi Ginjal

BACA JUGA:Ibu Hamil Dilarang Makan Kacang Almond, Ini 8 Bahaya yang Ditimbulkan untuk Tubuh

Sebelumnya, pada Juni 2024 lalu, Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Bengkulu telah memasang geoblock untuk memecah ombak dan menahan laju abrasi.

Namun sayangnya, penanganan tersebut tidak bertahan lama dan abrasi terus menerus terjadi hingga mengakibatkan bangunan kantor konservasi penyu ambruk.

Kepala Desa (Kades) Pekik Nyaring, Noval Ananta mengungkapkan, sejak tahun 2020 lalu hingga Desember 2024, sudah 15 rumah yang ambruk akibat keganasan abrasi. 

"Sudah ada 15 rumah dan 1 gedung konservasi penyu yang ambruk, tentu harapan kami pemerintah bisa membangun pemecah ombak pada tahun 2025, agar dampak abrasi tidak semakin parah, dan kembali dapat menenggelamkan rumah nelayan," ujar Noval.

BACA JUGA:Kacang Almond Baik untuk Kesehatan, Ingat Jangan Konsumsi Berlebihan, Ini Efek Sampingnya Buat Tubuh

BACA JUGA:Jadi Lalapan Khas Gunung Salak, Ini 6 Manfaat Daun Pohpohan untuk Kesehatan

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Sesbania Agumanti Folia yang datang ke lokasi abrasi menyampaikan, pihaknya telah bersurat dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani abrasi di Desa Pekik Nyaring ini. 

"Sejauh ini, kami sudah bersurat dan berkoordinasi dengan lintas sektoral, baik Kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat, semoga kedepan akan ada solusi konkrit terkait penanganan abrasi ini," ungkapnya. 

Sembari menunggu solusi tersebut, Sesbiana mengaku, pihaknya juga telah memberikan sosialisasi penanggulangan bencana kepada masyarakat terdampak abrasi dan melakukan penanaman pohon. 

Kategori :