
Adapun pembagian jadwal tersebut adalah sebagai berikut.
- Termin I: Februari - April 2025
- Termin II: Mei - September 2025
- Termin III: Oktober - Desember 2025
Setelah melihat jadwal ini, penyaluran bantuan PIP Kemdikbud tahap 2 2025 sudah bisa dilakukan mulai dari bulan Mei sampai dengan September 2025.
Dengan begitu, pastikan cek naman penerima secara berkala sebab pencairan tidak dilakukan serentak.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Buku Parenting Terbaik untuk Orang Tua, Kamu Harus Punya Salah Satunya!
BACA JUGA:Cek di Sini! Cara Ampuh Mengatasi Flu yang Perlu Diketahui, Cukup Lakukan Secara Rutin
Jika nama terdaftar dan sudah mempunyai tanggal pencairan di situs https://pip.kemendikdasmen.go.id/, artinya uang bisa diambil secara tunai lewat bank penyalur yang sudah ditetapkan.
Pemerintah menggunakan bank Himbara sebagai lembaga penyalur resmi bantuan PIP 2025 ini.
BACA JUGA:Ini Manfaat Daun Kecubung bagi Kesehatan, Bisa Digunakan untuk Penyembuhan Luka
BACA JUGA:Dicoret dari Kelulusan PPPK, Honorer Seluma Bisa Ajukan Sanggahan hingga 24 Juli
Bank himbara tersebut diantaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN) sesuai dengan rening yang terbit saat mendaftarkan diri sebagai penerima manfaat.
Penting diingat, bahwasannya peserta didik yang berhak menerima berbagai kebutuhan pribadi siswa ini adalah mereka yang memenuhi syarat utama dan kriteria penerima.
BACA JUGA:Anggaran Obat Rp800 Juta Disiapkan, RSUD Hasanuddin Damrah Diminta Tak Lagi Kekurangan Stok
BACA JUGA:Pengadaan Alat Berat Tahun Ini Batal, BPBD Bengkulu Selatan Ungkap Alasannya
Inilah syarat dan keriteria penerima bansos PIP Kemdikbud 2025, simak di bawah ini.
- Pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP).
- Berasal dari keluarga miskin/rentan miskin dan/atau memiliki pertimbangan khusus, seperti:
- Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) atau pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
- Tinggal di panti sosial atau panti asuhan.
- Siswa yang terdampak bencana alam.
- Siswa yang tidak bersekolah (drop out) dan diharapkan kembali bersekolah.
- Memiliki kelainan fisik, menjadi korban musibah, atau berasal dari keluarga terdampak konflik.
BACA JUGA:Sulit Menebak Emosi Para Remaja? Ini Tips Parenting yang Tepat untuk Menanganinya