BENGKULU, BETVNEWS – Para petani di Bengkulu Selatan kembali terancam mengalami kerugian besar akibat lambatnya realisasi pengadaan alat panen modern dari pemerintah.
Hingga kini, usulan pengadaan combine harvester dan treaser yang diajukan setiap tahun oleh Dinas Pertanian melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura belum juga terpenuhi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Rita Ekawati, menegaskan pihaknya sudah berulang kali mengajukan permintaan alat panen kepada pemerintah, namun tidak mendapat perhatian serius.
“Saat ini kita selalu usulkan, bahkan hampir setiap tahun, tapi sampai sekarang tidak juga terealisasi. Padahal alat panen sangat vital. Tanpa combine harvester dan treaser, petani kita kesulitan saat panen padi maupun jagung,” tegas Rita, Rabu (27/8).
BACA JUGA:2 Pekan Harga Beras Merangkak Naik di Bengkulu Selatan, Isu Beras Oplosan Bikin Masyarakat Cemas
BACA JUGA:Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Ratusan Pelajar Dilarikan ke RSUD Lebong
Ia menjelaskan, pada tahun lalu pun pengadaan alat panen melalui anggaran dinas nihil, bahkan semakin sulit terealisasi karena adanya efisiensi anggaran.
Kondisi ini membuat harapan petani hanya sedikit terbantu lewat bantuan dari pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD.
“Ditambah dengan adanya efisiensi anggaran saya rasa ini akan sulit terealisasi, Walaupun masih ada pokir dari dewan yang sedikit membantu, meski jumlahnya minim. Yang jelas ini tidak cukup untuk menjawab kebutuhan petani di lapangan,” tutup Rita.
Minimnya perhatian terhadap kebutuhan pascapanen membuat Dinas Pertanian Bengkulu Selatan mendesak pemerintah daerah maupun pusat agar segera turun tangan.
BACA JUGA:ASA Group Siap Bangun Pelabuhan Baru di Bengkulu, Investasi Capai Rp 3 Triliun
BACA JUGA:Rohidin Mersyah Divonis 10 Tahun Penjara, Sebut Kebenaran Akan Menemukan Jalannya
Tanpa dukungan alat panen modern, hasil pertanian dikhawatirkan tidak optimal dan risiko kerugian petani akan semakin besar di musim panen mendatang.