Kerupuk Baruna Usaha Rumahan yang Tetap Eksis Sejak 1970

Jumat 17-10-2025,16:22 WIB
Reporter : Diska Ara
Editor : Ria Sofyan

BENGKULU, BETVNEWS – Usaha kerupuk Baruna yang berlokasi di Kelurahan Kebun Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, menjadi salah satu industri rumahan yang tetap bertahan hingga kini.

BACA JUGA:Hadirkan Nuansa Tempo Doloe, Kafe Semoga Berkah Jadi Tempat Nongki Favorit Anak Muda hingga Tua di Bengkulu

BACA JUGA:UKM Kerohanian KBM Unib Ajak Mahasiswa Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Usaha ini telah dikelola secara turun-temurun oleh keluarga Rini Novita Sari dari tahun 1970-an dan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman.

“Kalau sejak awal mulainya mungkin terbilang pabrik kerupuk ini nih turun-temurun dari nenek, orang tua, baru saya. Saya sebagai pendamping usaha orang tua,” ujar Rini Novita Sari, pendamping usaha kerupuk Baruna, saat ditemui di lokasi produksi, Jumat (17/10/2025).

BACA JUGA:Toko Pernak-pernik Hits di Bengkulu, Pee Store Tawarkan Barang Lucu dengan Harga Terjangkau

BACA JUGA:Gagal Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Resmi Out!

Rini menjelaskan, usahan kerupuknya saat ini telah memproduksi setidaknya tiga jenis kerupuk, yakni kerupuk jalin kiningm kerupuk jalin putih, dan kerupuk jangek.

“Kita ada tiga macam kalau untuk sekarang. Pertama kerupuk jalin. Jalin itu ada yang kuning, putih, sama kerupuk jangek yang segi empat,” katanya.

BACA JUGA:Pembangunan Rumah Balita Cacingan di Seluma Capai 75 Persen, Target Rampung Awal Desember

BACA JUGA:Cabor Catur Bengkulu Sumbang Medali Emas di Pornas Korpri 2025

Adapun label nama kerupuk dinamakan “Baruna”. Nama baruna sendiri diambil dari jenis ikan yang dulu digunakan sebagai bahan baku utama. Namun kini, bahan tersebut telah disesuaikan karena ikan baruna tergolong langka.

“Usaha kerupuk ini dinamakan baruna. Baruna sendiri adalah nama ikan. Tapi, orang sini enggak tahu ikan baruna itu langka. Paling orang-orang Jawa lah yang tau. Tapi itu awalnya aja, awal berdiri kerupuk ini pakai ikan itu. Kalau sekarang udah pakai ikan sarden,” jelasnya.

Dalam kegiatan produksi, Rini dibantu beberapa pekerja dengan masing-masing pembagian tugas yang jelas.

“Kalau untuk yang kerja itu ada lima orang bagian produksi dan kalau untuk pengemasan itu kurang lebih tujuh kayaknya ada,” ujarnya.

Kategori :