Peserta lain melaporkan "Para ustadz pembimbing kami sangat luar biasa, beliau membangunkan kami, memasak buat kami, mengajari kami adab sunnah sehari-hari, adab masuk kamar mandi, masuk masjid, hingga masuk kamar tidur"
BACA JUGA:Retreat Merah Putih Ajang Peningkatan Ilmu dan Iman ASN Pemprov Bengkulu
“Saya sudah dapat sembilan resep untuk membahagiakan istri dari Ustad Saeed,” ujar seorang peserta, yang membuat gerr seluruh jamaah.
Mereka juga melaporkan tantangan di lapangan dalam mengajak masyarakat ke masjid, membutuhkan kesabaran dan keteladanan ekstra.
Menyambut laporan itu, PJ Sekda Herwan Antoni menyampaikan apresiasi tinggi dan menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi: “Program Retreat Merah Putih yang muatannya mitigasi langit ini akan dilanjutkan dan dilaksanakan bergiliran. Ini penting sebagai bagian dari pembinaan kerohanian dan karakter ASN,” tegasnya.
“Bapak Gubernur sudah mengeluarkan edaran untuk menghentikan seluruh kegiatan 20 menit sebelum adzan, maksudnya agar kita bisa shalat berjamaah di masjid,” tambahnya.
BACA JUGA:Ekoteologi dan Krisis Lingkungan: Refleksi Sosial atas Banjir dan Longsor di Sumatera
Sebelum acara berakhir, Amir Markaz Bengkulu Haji Syahril Zainudin memberikan pembekalan khusus tentang cara menjaga amalan yang telah didapat, pentingnya akhlak mulia dalam keluarga, memakmurkan masjid, serta rutin mengikuti pengajian di markaz setiap malam Jumat.
Acara penutupan dihangatkan dengan jamuan kecil dari jamaah Bangladesh yang sedang berada di Markaz Al Anshor, dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah. Setelah itu, para peserta dipersilahkan pulang dengan bekal ilmu dan pengalaman spiritual baru, diharapkan menjadi agen perubahan yang menebar manfaat di keluarga, kantor, dan masyarakat luas.
Retreat Merah Putih bukan sekadar program seremonial, melainkan titik balik kesadaran bagi banyak peserta – mengingatkan pada hakikat pengabdian sebagai hamba Allah dan umat Rasulullah SAW.