Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Akhir Mei Bengkulu Diperkirakan Masuki Musim Kemarau, Berikut Wilayah Sebarannya

Akhir Mei Bengkulu Diperkirakan Masuki Musim Kemarau, Berikut Wilayah Sebarannya

Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar --(Sumber Foto: Ilham/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) BENGKULU menyebut, musim kemarau di wilayah Provinsi BENGKULU diperkirakan dimulai dasarian II bulan Mei

Namun distribusi awal musim kemarau tidak serentak. Musim kemarau dimulai dari kabupaten Mukomuko bagian Timur sampai dengan bulan Juni hingga seluruh wilayah Provinsi Bengkulu. 

Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar mengatakan, musim kemarau  adalah dimana curah hujan kurang 50mm/dasarian yang diikuti oleh dua dasarian berikutnya.

BACA JUGA:6 Manfaat Minyak Kemiri untuk Rambut dan Ini Cara Tepat Mengaplikasikannya

BACA JUGA:4 Hari Dapat Cuan Rp1.600.000, Mau? Mainkan Aplikasi Penghasil Uang 2025 Ini Sekarang!

"Kalau saat ini masih musim peralihan atau pancaroba," kata Anang. 

Anang mengatakan, musim kemarau yang dimulai pada dasarian II bulan Mei dan puncaknya di bulan Juli 2025. Musim kemarau tahun ini lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, bahwa hujan masih akan terjadi selama musim kemarau. 

"Untuk musim hujan tahun ini masih ada tetapi intensitas hujannya kurang dari 50 mm/dasarian," kata Anang.

BACA JUGA:6 Manfaat Kombucha untuk Kecantikan, Atasi Kulit Kusam hingga Menghilangkan Tanda Penuaan Alami

BACA JUGA:200 Koperasi Merah Putih Terbentuk, Bengkulu Siap Ikut Lauching Presiden Prabowo

Anang mengatakan, mengingat prediksi musim kemarau pada Mei - Juni dengan durasi pendek dibandingkan normalnya, BMKG merekomendasikan agar masyarakat dapat memantau kualitas udara terutama pada puncak musim kemarau dengan mengoptimalkan prediksi BMKG sebagai pencegahan serta mitigasi.

Lalu menyesuaikan jadwal tanam agar tanaman tidak mengalami fase kritis kekeringan. Memanfaatkan budaya dan teknologi pemanenan air hujan selama periode transisi untuk menyimpan cadangan air. 

"Masyarakat juga bisa memantau laman atau website BMKG untuk informasi mengenai cuaca, sebagai pencegaahan, mitigasi serta pengelolaan dampak kualitas udara akibat asap kahutla," demikian Anang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait