Hari Ibu: Mengenal Lebih Dekat Sosok Fatmawati, Ibu Negara Penjahit Bendera Merah Putih

Hari Ibu: Mengenal Lebih Dekat Sosok Fatmawati, Ibu Negara Penjahit Bendera Merah Putih

Ibu Fatmawati, Istri Presiden Soekarno sekaligus penjahit bendera merah putih saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. --(Sumber Foto: Liputan6.com)

BETVNEWS- Hari Ibu di Indonesia diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya. Peringatan Hari Ibu tidak terlepas dari perjuangan para perempuan Indonesia dalam menyuarakan keadilan serta kemerdekaan Indonesia. 

Hari Ibu di Indonesia tercetus ketika diadakannya Kongres Perempuan Indonesia, sebagai bentuk bangkitnya perjuangan perempuan Indonesia. Karena seperti diketahui, tokoh-tokoh perempuan menjadi bagian dari kemerdekaan bangsa kita. Salah satu tokoh perempuan Indonesia yang berjasa bagi kemerdekaan Indonesia yakni Fatmawati

BACA JUGA:Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi dalam Kehidupan Masyarakat

Fatmawati Soekarno adalah penjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Bendera tersebut kemudian dikenal dengan nama Bendera Sang Saka Merah Putih.

Fatmawati Soekarno adalah istri ketiga Presiden Soekarno. Fatmawati adalah wanita kelahiran Bengkulu. Ia adalah istri Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Dia akan selamanya dikenang sebagai penjahit bendera merah putih.

Pemikiran Fatmawati mendahului gagasan besar Soekarno dan tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya. Saat itu, Fatmawati mendengar teriakan bahwa bendera Indonesia belum juga muncul saat Soekarno dan tokoh lainnya berkumpul menyiapkan perlengkapan pembacaan teks proklamasi.

BACA JUGA:Atap Kantor Bupati Seluma 'Terbang'

Tanpa pikir panjang, Fatmawati langsung mencoba menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Meski hanya 'Merah Putih', tentu bukan perkara mudah bagi Fatmawati yang saat itu sedang hamil besar. 

Terlahir di Bengkulu 5 Februari 1923, Fatmawati merupakan anak dari Hasan Din dan Siti Chadijah.

Ketika berusia enam tahun, Fatmawati masuk ke Sekolah Gedang (Sekolah Rakyat). Akan tetapi, pada tahun 1930 Fatmawati pindah ke sekolah bahasa Belanda (HIS). Saat kelas tiga, Fatmawati dipindahkan lagi oleh ayahnya ke sekolah HIS Muhammadiyah.

Ketika ayahnya menghadapi masalah ekonomi yang serius, Fatmawati membantu menjajakan kacang goreng yang digoreng oleh ibunya atau tinggal di warung kecil di depan rumahnya. Keluarga Fatmawati lalu pindah ke Kota Palembang serta mencoba membuka usaha percetakan.

BACA JUGA:Jelang Libur Nataru, Dishub Imbau Jukir Tidak Naikkan Tarif Parkir

Fatmawati melanjutkan studi kelas 4 dan 5 di HIS Muhammadiyah Palembang. Fatmawati dan Soekarno pertama kali bertemu pada tahun 1938.

Singkat cerita, Fatmawati menikahi Soekarno pada tahun 1943. Keduanya dikaruniai lima orang anak yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: