Sejarah Rokok Kretek Ini Ternyata Masuk dalam Legenda Roro Mendut, Cek Penjelasannya di Sini

Sejarah Rokok Kretek Ini Ternyata Masuk dalam Legenda Roro Mendut, Cek Penjelasannya di Sini

Foto merupakan ilustrasi.--(Sumber Foto: Disway.id/BETV)

Ia kemudian memberi label rokok tersebut dengan nama 'Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo' yang bermakna rokok cap kodok makan ular.

Dikarenakan tidak begitu menjual, hanya menjadi bahan lelucon, kemudian Nitisemito mengganti label dengan 'Tjap Bulatan Tiga', yang kerap dikenal juga Bal Tiga.

BACA JUGA:Kominfo Masih Buka Seleksi PPPK Tenaga Teknis hingga 6 Januari, Cek Formasi dan Syaratnya di Sini

Hingga sebutan tersebut diresmikan dengan menambahkan nama Nitisemito yakni Tjap Bal Tiga H.M. Nitisemito, diresmikan pada 1914 di Desa Jati, Kudus.

Tercatat dalam sejarah bahwa Nitisemito dapat mengelola 10 juta batang rokok per hari dengan mengawal para pekerja sebanyak 10.000 pada 1938, ini merupakan pencapaian yang sangat fantastis.

BACA JUGA:Ledakan Petasan Buat Jari Tangan Wabup Kaur Rusak, Polisi Gelar Penyelidikan

Hingga akhirnya pabrik rokok tersebut mengalami penurunan drastis, karena banyak pesaing dan perselisihan di antara para ahli waris. Hingga semakin bertambahlah bisnis rokok itu.

Ada Nojorono atau Clas Mild (1937), Djamboe Bol (1937), Djarum (1951), dan Sukun, yang mana semua itu memperkecil pasaran dari Bal Tiga.

BACA JUGA:Catat! Peralihan Pelat Nomor Kendaraan Dengan Cip Berlaku Tahun Ini

Terlebih lagi pada saat itu, kedatangan tentara Jepang menimbulkan terjadinya Perang Dunia II pada 1942 di Pasifik, alhasil peristiwa tersebut memperburuk bisnis Nitisemito.

Menilik kembali, rokok kretek ini semakin menyebar ke Jawa Barat, kemunculan pertama berada di Bandung pada 1905, berlanjut menepi ke Garut dan Tasikmalaya. 

BACA JUGA:3 Olahraga Ringan di Pagi Hari yang Bisa Turunkan Berat Badan

Rokok tersebut dirintis dengan nama yang berbeda yakni rokok kawung dengan balutan daun aren, hingga jenis rokok tersebut mulai meredup saat kretek dari Kudus menyusup dari Majalengka pada 1930-an.

Begitulah rangkuman jejak rokok kretek yang terus melalang buana, hingga masih banyak catatan sejarah yang tentunya berasal dari pelosok Indonesia. Semoga bermanfaat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: