Ramai di Sosmed, Berikut 3 Jenis Terapi Umum untuk Anak Penderita Autisme
Gambar hanya ilustrasi. --(Sumber Foto: Disway.id/BETV)
Terapi okupasi membantu anak dalam aktivitas sehari-hari, terutama dalam menggunakan barang-barang tertentu.
Seperti belajar memakainkan kancing baju atau menggunakan sendok dengan benar. Fokus terapi okupansi akan dilakukan seusai dengan kebutuhan anak.
BACA JUGA:Resmi! Pemerintah dan DPR Tetapkan Biaya Haji 2023 Rp49,8 Juta
Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup anak autis, baik di rumah maupun di sekolah. Terapis akan membantu memperkenalkan, mempertahankan, dan meningkatkan keterampilan sehingga pasien dapat mandiri semaksimal mungkin.
BACA JUGA:Datangi Polda Bengkulu, Kuasa Hukum Minta Kejelasan Perkara
3. Terapi wicara
Anak autis umumnya mempunyai persoalan dalam berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Mereka juga biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.
BACA JUGA:Biaya Haji Naik, Ini Kata Kemenag Kepahiang
Terapi wicara merupakan salah satu solusi dari permasalahan di atas. Terapi wicara dapat membantu anak autis agar merasa terbiasa melakukan komunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
BACA JUGA:3 Minuman yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Terapi ini juga melibatkan keterampilan nonverbal seperti melakukan kontak mata dan belajar memahami bahasa tubuh.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi dan Gratifikasi Eselon II, 10 Pejabat Akui TPP Dipotong
Pada beberapa kasus, autisme bisa dikenali sejak usia 10-12 bulan. Semakin cepat terapi wicara dimulai, semakin baik hasilnya.
BACA JUGA:Pencurian Sepeda Motor Jadi Kejahatan Berulang di Kota Bengkulu
Penelitian bahkan mengungkapkan bahwa terapi wicara adalah terapi yang paling efektif dalam mengatasi masalah autisme pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: