Melemang, Tradisi Leluhur yang Masih Bertahan di Muara Sahung Kaur

Melemang, Tradisi Leluhur yang Masih Bertahan di Muara Sahung Kaur

Sucipto, salah satu warga di Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu yang mempertahankan tradisi melemang atau masal lemang sambut 1 Syawal.--(Sumber Foto: CW1/BETV)

Agar saat di panggang nantinya tidak terbakar, lalu menyiapkan daun pisang,  beras ketan, dan air santan kelapa. untuk ukuran beras ketan 3 kilogram membutuhkan sekitar 30 ruas bambu, dan 3 butir kelapa untuk air santannya.

 

"Bambu yang dipakai harus yang sedang jangan terlalu muda dan jangan terlalu tua supaya tidak mudah terbakar saat dipanggang nanti nya,” ujarnya.

 

Setelah semuanya siap tahapan selanjutnya yaitu memasukan daun pisang ke dalam ruas bambu yang sudah dibersihkan.

 

Lalu masukan beras ketan yang sudah direndam  dan tuangkan air santan kelapa secukupnya serta yang terakhir proses pemanggangan.

 

Proses pemanggangan sendiri memakan waktu sekitar 3 jam, agar matangnya merata jarak api dan barisan lemang tidak boleh terlalu dekat.

 

Setelah proses pemanggangan selama 3 jam lemang sudah bisa dinikmati, agar lebih nikmat makan lemang dengan tapai ketan hitam atau sambal dan kuah opor sesuai seleranya.

 

"Untuk proses pemanggangannya agar matangnya merata apinya harus dikontrol terus jarak api dan lemang juga jangan terlalu dekat dan jauh, jika apinya normal waktu pemanggangannya sekitar 2 sampai 3 jam,” sambungnya. 

(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: