Mengenal Tradisi Ekstrem Potong Jari di Papua, Sebuah Simbol Kesetiaan Wanita yang Mendalam
Tradisi Potong Jari di Papua.--(Sumber Foto: ist)
Selain itu, tradisi potong jari juga berdampak pada populasi suku Dani.
Dengan banyaknya wanita suku Dani yang memutuskan jari, jumlah keturunan mereka akan berkurang.
Hal ini karena wanita suku Dani dianggap tidak layak menikah jika sudah kehilangan jari-jarinya.
BACA JUGA:Ini 7 Tradisi Lebaran di Indonesia, Nikmati Suasana Berhari Raya Penuh Makna!
Akibatnya, banyak pria suku Dani yang mencari pasangan dari suku lain atau meninggalkan tanah leluhurnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
BACA JUGA:Melemang, Tradisi Leluhur yang Masih Bertahan di Muara Sahung Kaur
Tradisi potong jari suku Dani sudah dilarang oleh pemerintah sejak tahun 1970-an, karena dianggap melanggar hak asasi manusia dan merusak kesehatan wanita suku Dani.
Pemerintah juga berusaha memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan kepada suku Dani agar mereka meninggalkan tradisi ini.
Namun, meskipun sudah dilarang, masih ada beberapa wanita suku Dani yang melakukan tradisi potong jari secara diam-diam, karena mereka merasa terikat dengan adat dan kepercayaan leluhur mereka.
Mereka juga khawatir akan mendapat kutukan atau malapetaka jika tidak melakukan tradisi ini.
BACA JUGA:Istri Diduga Selingkuh dengan Pendamping Desa, Suami di Bengkulu Tengah Lapor Polisi
Tradisi potong jari suku Dani kini semakin jarang dilakukan dan hampir punah, karena banyaknya pengaruh modernisasi dan globalisasi yang masuk ke tanah Papua.
BACA JUGA:Bus Putra Rafflesia Tujuan Bengkulu Masuk Jurang, Begini Kondisi Sopir dan 32 Penumpang
Banyak generasi muda suku Dani yang tidak mau lagi melakukan tradisi ini, karena mereka menganggapnya sebagai tindakan bodoh dan tidak manusiawi.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: