Komunitas Tobo Berendo Pertahankan Tradisi Neron, Budaya Minum Kopi di Tepian Danau Dendam

Komunitas Tobo Berendo Pertahankan Tradisi Neron, Budaya Minum Kopi di Tepian Danau Dendam

Tradisi neron, budaya minum kopi di tepian Danau Dendam Tak Sudah.--(Sumber Foto: Ahmad/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Tak kurang belasan hingga puluhan orang, setiap pagi di hari Minggu, bersama-sama melakukan tradisi neron atau budaya minum kopi dan juga teh, sambil berkumpul bersama di tepian Danau Dendam Tak Sudah Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu.

Tradisi yang sudah mulai jarang dilakukan ini,  kembali dihidupkan oleh Komunitas Tobo Berendo sejak tahun 2019 silam, dengan nama mela Neron. Walau sempat berhenti selama pandemi Covid-19 dan sekarang kembali aktif 3 bulan belakangan.

BACA JUGA:Dua Warga Panorama Jadi Korban Rampas HP Pakai Sajam di Balai Buntar Bengkulu

Ketua Komunitas Tobo Berendo, Dedi Suryadi atau yang lebih akrab disapa Sucenk Bae mengatakan kopi yang disediakan setiap Minggu pagi ini diberikan secara gratis kepada masyarakat yang ingin bergabung dalam tradisi Neron dimulai sejak pukul 6.00 hingga 8.00 WIB.

"Bagi masyarakat yang ingin bergabung, lansung datang saja ke danau dendam tak sudah, setiap minggu pagi, bisa langsung seduh kopi  yang telah disediakan, semuanya gratis," kata Sucenk.

BACA JUGA:KPU Bengkulu Goes To Pesantren Sosialisasi Pemilih Pemula Melalui Nobar 'Kejarlah Janji'

Sucenk mengungkapkan alasan Komunitas Tobo Berendo mempertahankan tradisi neron agar budaya silaturahmi dan tatap muka, di tengah zaman yang serba digital ini, dapat hidup kembali.

BACA JUGA:Warga Kandang Limun Amankan 2 Pria yang Kepergok Curi Sepeda Motor

"Kita berharap dengan adanya tradisi Neron ini, budaya kita sebagai orang timur, untuk saling bertatap muka dan bersilaturahmi itu hadir lagi, di mana di era Digital seperti sekarang ini sudah mulai pudar," tutup Sucenk.

BACA JUGA:Suimi Fales Optimis Dukungan NU Penuh ke Pasangan Anies-Muhaimin

Sememtara itu, adapun kopi yang disuguhkan dalam tradisi neron itu disajikan melalui mangkuk yang terbuat dari tempurung kelapa. Aroma cokelat dan gandum menyeruak saat kopi varietas robusta diseduh air panas ditambah dengan pesona matahari pagi dan hamparan awan tipis di tepian danau.

(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: