25 Desember Memperingati Hari Natal, Simak Sejarah Perayaannya

25 Desember Memperingati Hari Natal, Simak Sejarah Perayaannya

Setiap tanggal 25 Desember diperingati sebagai Hari Natal. Peringatan ini dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.--(Sumber Foto: Pexels)

Terlepas dari perdebatan yang terjadi, pada akhirnya hari kelahiran Yesus ditetapkan pada tanggal 25 Desember dan kini diperingati sebagai Hari Natal.

BACA JUGA:Pantau Malam Natal, Gubernur Datangi Sejumlah Gereja di Kota Bengkulu

Menurut beberapa ahli, ditemukan sebuah tulisan tentang gereja Kristen kuno awal yang berisi informasi tentang kelahiran Yesus. Tertulis bahwa pada tanggal 25 Maret, gereja Kristen merayakan konsepsi Yesus oleh Maria yang menerima kabar dari seorang malaikat bahwa ia mengandung seorang anak suci.

Para ahli kemudian menyimpulkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada tanggal 25 Desember, karena pada tanggal tersebut Maria telah mengandung selama sembilan bulan dan diperkirakan lahir pada waktu tersebut.

Untuk merayakan kelahiran Yesus, tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai Hari Natal. Sedangkan Natal dalam bahasa Portugis berarti kelahiran.

Kemudian, sejumlah negara di seluruh dunia mulai merayakan Natal setiap tanggal dengan berbagai cara.

BACA JUGA:Sambut Natal 2023, Persekutuan Karyawan Kristiani RSKJ Soeprapto Gelar Kebaktian

Berdasarkan catatan sejarah yang ada, perayaan Natal dulunya adalah tradisi Kekaisaran Romawi, dimana hari ini menandai pergantian musim baru. Di luar negeri, Natal biasanya berlangsung pada musim dingin. Bagi orang Romawi, musim dingin menjadi salah satu hari suram yang harus mereka lewati.

Pasalnya meraka harus mengalami musim dingin yang sangat parah, sehingga mengganggu aktivitas mereka. Oleh sebab itu, ketika musim dingin ini berakhir, orang Romawi akan bergembira dan berpesta.

BACA JUGA:24 Desember Memperingati Hari Apa? Cek Daftarnya Disini, Ada Christmas Eve

Di negara lain yakni Skandinavia, bangsa Nordik merayakan Yule (istilah kuno untuk Natal) sejak tanggal 21 Desember yang merupakan titik balik matahari musim dingin hingga bulan Januari.

Sebagai bentuk syukur atas terbitnya matahari, masyarakat bangsa Nordik membawa pulang kayu gelondongan besar untuk dibakar sehingga bisa menghangatkan diri. Kemudian, mereka akan melanjutkan pesta sampai kayu bakar habis. Dimana kayu bakar tersebut bisa memakan waktu hingga 12 hari agar sepenuhnya habis terbakar. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: