dempo

Peringati 10 Muharram, Masyarakat Desa Penago Gelar Tradisi Larungan

Peringati 10 Muharram, Masyarakat Desa Penago Gelar Tradisi Larungan

Dalam rangka memperingati 10 Muharram, masyarakat di Desa Penago I Kecamatan Ilir Talo melaksanakan tradisi larungan di Pantai Pandan Sari Kecamatan Ilir Talo. --(Sumber Foto: Julyan/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Dalam rangka memperingati 10 Muharram, masyarakat di Desa Penago I Kecamatan Ilir Talo melaksanakan tradisi larungan di Pantai Pandan Sari Kecamatan Ilir Talo, Selasa 16 Juli 2024.

Tradisi Larungan berarti menenggelamkan atau menghanyutkan berbagai sesaji, yang dimakanai sebagai bentuk rasa syukur masyarakat di pesisir pantai kepada yang maha kuasa atas segala sesuatu yang ada di laut.

BACA JUGA:Puskesmas Durian Depun Bantah Balita Meninggal Akibat Imunisasi

Larungan ini juga rutin dilaksanakan oleh masyarakat setiap tahunnya dalam rangka memperingati tahun baru Islam setiap 10 muharam. Tradisi larungan diikuti oleh seluruh masyarakat nelayan yang ada di Kecamatan Ilir Talo.

Kepala Desa Penago I Rustam Effendi mengatakan, kegiatan Larungan merupakan tradisi sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. 

BACA JUGA:DPD PKS Kepahiang Deklarasi Dukung Nata-Hafish di Pilkada 2024

Ditandai dengan dilarungkannya atau dipersembahkannya hasil bumi (panen) khususnya masyarakat pesisir laut. 

Dalam ritual budaya ini, masyarakat nelayan menggelar kirab tumpeng dan sesaji yang akan diarak dari Kantor Desa Penago I menuju pesisir pantai untuk didoakan. 

BACA JUGA:Tindaklanjuti Konflik PT Agricinal, Pemkab Bengkulu Utara Gelar Rapat Pengelolaan DAS

"Jadi ini merupakan wujud syukur masyarakat atas riski yang sudah dilimpahkan oleh Allah SWT selama ini. Serta kami berharap agar tahun selanjutnya kami kembali diberikan limpahan rizky," kata Kepala Desa Penago 1.

BACA JUGA:Bandara Fatmawati Soekarno Buka Penerbangan Rute Bengkulu-Batam, Catat Tanggalnya

Lanjutnya, Rustam mengatakan prosesi ini dihaturkan ungkapan-ungkapan syukur atas hasil laut yang diperoleh selama setahun. Dengan harapan agar memperoleh hasil yang baik tanpa halangan dan musibah.

"Larung sesaji dimaknai pula sebagai tindakan religi dengan paham animisme dan dinamisme dimana mitos dan magic lekat dalam budaya Jawa. Makna lainnya, Larung Sesaji antara lain bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa yakni kekhasan yang merupakan ciri suatu daerah dan warisan leluhur," ujar Kades. 

BACA JUGA:Rohidin Mersyah Daftar Penjaringan Bakal Calon Gubernur di DPW PKB Bengkulu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: