KPU

Pamsimas Rusak, Sejumlah Desa di Seluma Terancam Kesulitan Air Bersih

Pamsimas Rusak, Sejumlah Desa di Seluma Terancam Kesulitan Air Bersih

Memasuki musim kemarau di Kabupaten Seluma, sebagian masyarakat di Desa Cawang Kecamatan Lubuk Sandi mengalamai kesulitan air bersih.--(Sumber Foto: Julyan/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Memasuki musim kemarau di Kabupaten Seluma, sebagian masyarakat di Desa Cawang Kecamatan Lubuk Sandi mengalamai kesulitan air bersih.

Kesulitan air bersih karena sebagian topografi desa yang berada di perbukitan dan kawasan terpencil, membuat masyarakat Desa Cawang dan desa-desa lainya di Seluma krisis air bersih setiap memasuki musim kemarau.

Keberadaan Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di desa tersebut juga dinilai tak memberi manfaat ke masyarakat, karena tidak berfungsi.   

BACA JUGA:Tingkatkan Literasi di Kalangan Pelajar, Pemkot Bengkulu Gelar Lomba Bercerita Tingkat SD/MI

Krisis air bersih yang dialami di desa tersebut juga dibenarkan ketua DPRD Seluma Nofi Erian Andesca.

Dimana saat ini warga Desa Cawang dan desa lainnya kesulitan mendapatkan air bersih. 

Ditambah lagi dengan Pamsimas dan PDAM tidak berfungsi maksimal bahkan sudah tidak aktif lagi.

BACA JUGA:Mobil Rental Milik Dosen Kampus Swasta di Kota Bengkulu Dibawa Kabur, Pelaku 2 Orang

"Iya, setelah turun ke lapangan banyak Pamsimas dan PDAM mengalami kerusakan. Bahkan tidak berfungsi lagi, salah satunya di Desa Cawang," sampainya.

Lanjutnya, setelah dirinya turun ke lapangan, kondisi kekurangan air bersih banyak terjadi di beberapa wilayah di Seluma.

BACA JUGA:5 Cushion Lokal untuk Kulit Berminyak dan Jerawat, Terbaik di Tahun 2024

Kekeringan di musim kemarau terjadi setelah PDAM dan Pamsimas rusak karena tidak ada perawatan berkala. 

Selain itu, banyaknya pamsimas yang rusak disebabkan oleh tidak adanya biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Pemkab Seluma. 

"Nah anggaran ini bisa dilakukan dengan gotong royong, dalam artian masyarakat penerima air bersih dikenakan beban. Namun, di setiap desa terkendala regulasi karena banyak dari masyarakat enggan membayar sebab tak ada kententuan," ujar Nofi Eriyan Andesca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: