Ketertarikan Gen Z Terhadap Pilkada dan Minimnya Pengetahuan Tentang Paslon di Bengkulu
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024, berbagai strategi politik dilakukan oleh pasangan calon untuk meraih dukungan suara, termasuk dari pemilih Generasi Z, yang sering disebut Gen Z.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024, berbagai strategi politik dilakukan oleh pasangan calon untuk meraih dukungan suara, termasuk dari pemilih Generasi Z, yang sering disebut Gen Z.
Namun, kelompok ini tampak kurang tertarik dengan keramaian Pilkada, terutama di kalangan Gen Z di Bengkulu. Generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 (berusia 17-27 tahun pada hari pemilihan) ini memiliki pandangan negatif tentang politik, termasuk pencalonan kepala daerah dalam Pilkada mendatang.
BACA JUGA:Paslon Pilbup Seluma Boleh Beri Barang kepada Masyarakat Saat Kampanye, Maksimal Senilai Rp100 Ribu
Calista, seorang mahasiswa dari Sukaraja, Kabupaten Seluma, mengungkapkan ketidakminatannya terhadap Pilkada.
Ia berpendapat bahwa Pilkada tidak jauh berbeda dengan pemilihan-pemilihan politik sebelumnya yang sering dikaitkan dengan praktik politik uang.
BACA JUGA:Mobil Milik Pengemudi Taksi Online di Kota Bengkulu Disatroni Maling, Uang Hasil Jerih Payah Raib
"Sama saja kayaknya, money politic. Nggak tertarik, malas jadinya," ujarnya.
Karena pandangan tersebut, Calista yang berusia 21 tahun tidak merasa perlu mencari informasi tentang pasangan calon (Paslon) Kepala Daerah, baik untuk Bupati maupun Gubernur Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Kota Bengkulu Alami Deflasi Keempat Kalinya, Daya Beli Masyarakat Menurun?
Ia beranggapan bahwa semua pasangan calon kemungkinan akan terlibat dalam praktik politik uang untuk mendapatkan dukungan.
Meski demikian, ketika ditanya tentang hak suaranya di pemilihan mendatang, Calista, yang juga akan memberikan suara untuk pertama kali pada 14 Februari 2024, menyatakan bahwa ia akan tetap menyalurkan hak suaranya dan tidak setuju dengan golput.
"Kalau golput sih nggak, paling nanti tetap memilih yang terbaik dari yang terburuk," ujarnya.
Senada dengan itu, Lira Kurnia, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Universitas Bengkulu yang lahir pada tahun 2003, juga mengaku belum tertarik untuk mencari tahu tentang Paslon Gubernur dan Bupati yang akan dipilihnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: