Kisah Saudah Istri Nabi Muhammad SAW, Wanita Humoris Panutan Aisyah, Inikah Alasanya?

Kamis 15-06-2023,05:38 WIB
Reporter : Annisa
Editor : Wizon Paidi

BACA JUGA:Libur Idul Adha Sudah Diputuskan, Tapi Muhammadiyah Usulkan Ini!

Namun, kala itu Nabi Muhammad SAW pernah berniat untuk menceraikan Saudah. Hal tersebut terjadi sebab ada anggapan bahwa Saudah merasa sedih karena Rasulullah menikah dengannya hanya sebatas kasihan pada dirinya.

Lantas, Saudah yang mendengar hal tersebut, meminta Nabi Muhammad SAW untuk tak melakukannya.

Beekata Saudah, "Pertahankan aku, wahai Rasulullah. Demi Allah, aku tidaklah berambisi untuk memiliki suami, tetapi aku berharap bahwa saat Allah membangkitkanku pada hari kiamat nanti, aku bangkit sebagai istrimu."

BACA JUGA:Ini Kisah Siti Khadijah yang Dicintai Nabi Muhammad SAW, Membuat Aisyah pun Cemburu

Bahkan, Saudah pun rela jika memberikan malam yang seharusnya Nabi bersamanya, lantas diberikan kepada Aisyah.

Kemudian, Rasulullah SAW akhirnya mengabulkan permintaan tersebut untuk Saudah.

Adanya peristiwa tersebut, kemudian Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisa ayat 128, yang artinya:

BACA JUGA:Masya Allah! Telinga Berdenging Benarkah Panggilan dari Rasulullah? Ini Makna Dalam Islam dan Menurut Medis

"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik."

Turunnya surah tersebut merupakan dasar dalam suatu hubungan atau ikatan rumah tangga sesuai nilai-nilai keislaman.

Tidak hanya itu, Saudah pun meriwayatkan sejumlah hadits serta mengabarkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.

BACA JUGA:Jasa Umar bin Khattab Dalam Perjuangan Islam! Ini Biografi hingga Penerusnya, Sudah Tahu?

Diketahui ada lima hadits yang diriwayatkan dari Saudah, yakni diriwayatkan oleh para imam terkemuka misalnya Imam Ahmad, Imam Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa'i.

Istri Nabi tersebut kemudian meninggal saat sudah masa akhir kekhalifahan Umar bin Khattab, di Madinah tepatnya pada 54 Hijriyah.

Saat kepergian Saudah, Aisyah pun senantiasa mengenang perlakuan dan pengaruhnya secara jujur.

Kategori :