Kemudian, ingatan tentang kesedihan Saudah pun muncul, yang mana Saudah akhirnya kembali lagi ke Makkah namun sebagai janda, sebab suaminya Sakran bin Amar meninggal di Habasyah.
Diketahui, Saudah menerima lamaran dari Nabi sehingga ia menjadi wanita pertama yang dinikahi beliau setelah sepeninggal Khadijah.
Kemudian, barulah Aisyah binti Abu Bakar masuk dan menjadi istri Nabi Muhammad setelah Saudah.
Saudah adalah wanita yang agung, ia pandai, senantiasa berzuhud, terlebih dapat menyenangkan suami.
BACA JUGA:Terungkap! Kisah Nabi Muhammad SAW dan Pengemis Buta Tidak Ada Riwayatnya? Begini Penjelasannya
Istri Nabi tersebut merupakan putri dari Zam'ah bin Qais dari Suku Quraisy. Ia asalnya dari keturunan Luaiy, salah satu nenek moyang Nabi Muhammad SAW.
Kabar baiknya ialah ayah Saudah menjadi salah satu orang yang pertama memeluk Islam di awal masa kenabiannya.
Saudah menyadari di masa awal pernikahannya dengan Nabi, bahwa ia tak dapat menggantikan peran Khadijah.
Hanya saja, Saudah menilai bahwa pernikahannya tersebut merupakan bentuk dari kebajikan, kasih sayang serta pelipur lara untuk Rasulullah SAW.
Di dalam rumah tangga Nabi Muhammad, Saudah mampu menciptakan kegembiraan serta keharmonisan selaku istrinya.
Dikenal sebagai wanita yang memiliki keahlian humor tinggi, Saudah mampu membuat suasana Nabi Muhammad SAW bergembira, ceria dan bahagia.
Bagaimana tidak, diketahui ia senantiasa berbicara hal yang lucu.
Suatu hari, dalam riwayat Ibrahim An Nakha'i bahwa Saudah pernah berkata kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulullah SAW, tadi malam aku salat di belakangmu. Selanjutnya, ketika rukuk, punggung engkau menyentuh hidungku dengan keras. Aku langsung memegang hidungku karena takut keluar darah." Dengan perkataan Saudah tersebut, Rasulullah pun tertawa.