Beliau bertanya lagi, "Jika janda, siapa orangnya?" Khaulah menjawab, "Saudah binti Zam'ah. la telah beriman kepadamu dan mengikuti ajaran agamamu."
Rasulullah SAW berkata, "Kalau begitu, pergilah dan sampaikan pinanganku kepada mereka berdua."
Lantas mendengar nama Saudah binti Zam'ah disebut, Nabi Muhammad SAW teringat akan perjuangan Saudah ketika meninggalkan Makkah, lalu hijrah menuju Habasyah di awal penyebaran Islam.
Kemudian, ingatan tentang kesedihan Saudah pun muncul, yang mana Saudah akhirnya kembali lagi ke Makkah namun sebagai janda, sebab suaminya Sakran bin Amar meninggal di Habasyah.
BACA JUGA:Malaikat Penjaga Surga Tidak Merasakan Nikmat Surga? Beginilah Kisah Malaikat Ridwan...
Diketahui, Saudah menerima lamaran dari Nabi sehingga ia menjadi wanita pertama yang dinikahi beliau setelah sepeninggal Khadijah.
Kemudian, barulah Aisyah binti Abu Bakar masuk dan menjadi istri Nabi Muhammad setelah Saudah.
Saudah adalah wanita yang agung, ia pandai, senantiasa berzuhud, terlebih dapat menyenangkan suami.
Istri Nabi tersebut merupakan putri dari Zam'ah bin Qais dari Suku Quraisy. Ia asalnya dari keturunan Luaiy, salah satu nenek moyang Nabi Muhammad SAW.
Kabar baiknya ialah ayah Saudah menjadi salah satu orang yang pertama memeluk Islam di awal masa kenabiannya.
Saudah menyadari di masa awal pernikahannya dengan Nabi, bahwa ia tak dapat menggantikan peran Khadijah.
Hanya saja, Saudah menilai bahwa pernikahannya tersebut merupakan bentuk dari kebajikan, kasih sayang serta pelipur lara untuk Rasulullah SAW.
Di dalam rumah tangga Nabi Muhammad, Saudah mampu menciptakan kegembiraan serta keharmonisan selaku istrinya.