BETVNEWS - Klan Kalaidzhi terkenal menjaga tradisi budaya mereka meskipun didiskriminasi di seluruh Eropa, setiap musim semi, gadis-gadis muda dari klan ini berkumpul di sebuah pasar yang dinamai pasar pengantin di kota Stara Zagora, Bulgaria.
BACA JUGA:Suku Himalaya Punya Tradisi Aneh, Sebelum Menikah Para Perempuan Wajib Penuhi Syarat Ini
Tradisi Pasar pengantin gipsi jadi ajang cari jodoh muda mudi yang berada di benua Eropa tersebut. Adat istiadat ini termasuk budaya yang sudah ada selama ratusan tahun milik 18 ribu komunitas semi-nomaden Roma yang dikenal sebagai Kalaidzhi.
BACA JUGA:Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Awal Mula Datangnya Etnis Tionghoa ke Bagansiapiapi
Yang mana para perempuan single akan datang ke pasar di Strata Zagora untuk menemukan calon suami. Wanita yang mengikuti tradisi pasar pengantin ini rata rata memiliki usia antara 15 hingga 19 tahun.
BACA JUGA:Tradisi Sumbat Hidung dan Tato Wajah Suku Apatani, Karena Terlalu Cantik
Adapun pasar pengantin atau Gypsy Brides Market terletak di kota Stara Zagora dengan jarak sekitar 230 km dari ibukota Bulgaria.
Para perempuan berdandan secantik mungkin serta mengenakan gaun terbaik untuk memikat hati pria yang potensial dan memiliki finansial yang bagus. Sedangkan calon suami akan berkeliling untuk memilih perempuan yang akan dijadikan istri.
Tak sendirian, para gadis tersebut juga ditemani oleh sang ibu. Tak hanya gadis yang sudah cukup umur, gadis-gadis muda yang bahkan belum cocok untuk jadi mempelai juga mengenakan maskara tebal, perhiasan mencolok, dan sepatu bertumit tinggi yang membuat tubuh mereka menjulang.
Acara akan diawali dengan tarian khusus diiringi musik pop khas Gipsi. Kemudian dalam gerakan tertentu, mereka akan bersalaman untuk berkenalan. Di saat yang sama, pra orang tua yang ikut datang pada acara tersebut bertugas untuk mengawasi.
BACA JUGA:5 Tradisi Aneh Suku di India Bikin Geleng-geleng Kepala, Ada yang Makan Mayat
Pria kaya paling punya kesempatan di acara ini karena mereka bisa membayar berapapun yang diminta. Meskipun demikian, ketentuan kesepakatannya tetaplah di pihak si gadis.
Pemasangan harga ini dimaksudkan agar perempuan mendapatkan keuntungan finansial. Sebab, kelompok yang mengikuti tradisi ini tergolong kelompok miskin yang mencari nafkah sebagai pengrajin.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Syawalan Unik Masyarakat Muslim Suku Jawa, Bagikan Ketupat Jembut