Inilah kemudian menjadi alasan kenapa bangsa Eropa mebndatangi wilaya Timur, termasuk salah satunya Indonesia.
Kemudian pada Tahun 1453, situasi ekonomi dan jalur perdagangan rempah-rempah itu berasal dari kawasan kepualaun wiayah Timur.
Penyebabnya, jalur dagang darat ditutup Kekhalifaan Utsmani, karena berhasil merebut Kota Konstantinopel (Istanbul-Turki), yang merupakan pintu masuk perdagangan jalur darat.
Penutupan jalur perdagangan tersebut kemudian berpengaruh pada stok rempah-rempah di Eropa, karena persediaannya semakin menipis.
Karena stok rempah tersebut makin menipis, akhirnya bangsa portugis dan Spanyol memutuskan mencari jalan lain untuk tetap mendapatkan ketersediaan rempah.
Setelah melakukan penjelajahan melalui jalur laut, Affonso de Albuquerque (dibaca: Affoonsow Jabukéérki) berhasil menguasai Malaka (Februari 1511) dan mulai mengetahui tempat “rahasia” penghasil rempah paling mahal, yaitu Pulau Ambon (cengkeh), dan Pulau Banda (pala).
Kemudian dimulai dari situlah kemudaian bangsa Portugis menjadi salah satu penguasa di kawasan Timur Nusantara.
Namun pada Tahun 1575, memutuskan untuk meninggalkan Nusantara dan beralih ke wilayah Tiongkok dan Jepang, karena dianggap sudah tidak strategis lagi.
Selama kehadiran bangsa Portugis di Nusantara, tidak banyak pengaruh yang diberikan terkecuali tatanan dalam perdagangan, yang bebas dimonopoli Eropa.
Selain itu, adanya penyebaran Agama Katolik di bagian Timur wilayah Nusantara pada saat itu.
Demikianlah sejarah singkat mengenai kedatangan Bangsa Portugis di Nusantara saat itu, dari berbagai sumber yang kami himpun bahwa bangsa portugis datang ke Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah.
Serta yang paling nampak adalah tekad mereka untuk menguasai pasar di wilayah Nusantara.(*)