BENGKULU, BETVNEWS - Sekitar 500 massa yang tidak puas dengan hasil Pemilu, melakukan unjuk rasa ke kantor KPU kota Bengkulu.
Namun unjuk rasa yang awalnya berlangsung kondusif berubah menjadi anarkis, massa yang diduga terpancing oleh provokator lalu melempari polisi yang berjaga menggunakan berbagai benda.
BACA JUGA:Hadapi Pemilu 2024, PKS Bengkulu Gelar Political Update
Untuk meredam kericuhan tersebut, petugas Dalmas dari Satsamapta Polresta Bengkulu dengan peralatan lengkap akhirnya diturunkan untuk memukul mundur masa yang semakin anarkis.
BACA JUGA:Sandang Status Eks Napi, Pirin Wibisono Ungkap Alasan Daftar Jadi Caleg Pemilu 2024
Seperti itulah skenario dalam simulasi pengamanan pemilu di kota Bengkulu, yang digelar oleh Polresta Bengkulu bersama sejumlah unsur terkait lainnya di lapangan merdeka depan Mako Polresta, pada Kamis (14/09/2023).
BACA JUGA:2 Eks Napi Ikut Nyaleg Pemilu 2024 di Kepahiang, KPU: Keduanya Masuk DCS
Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Aris Sulstyono mengatakan bahwa simulasi ini merupakan gladi sebelum simulasi besar yang melibatkan unsur pengamanan dari Polda Bengkulu, Sat Brimob dan TNI. Simulasi akan digelar sebanyak tiga kali, sebelum pemilu tahun 2024 mendatang.
BACA JUGA:Eks Napi Ikut Nyaleg Pemilu 2024, Masyarakat: Mereka Seharusnya Malu!
“Sehingga dengan simulasi ini, diharapkan skill maupun keterampilan dan kemampuan personil polri khususnya Polresta Bengkulu dalam mengamankan Pemilu 2024 ini betul-betul professional dan diharapkan juga dengan keprofesional ini, personil Polresta akan mampu mengawal pemilu 2024 ini dengan aman damai dan kondusif,” sampai Kapolresta.
BACA JUGA:Polda Bengkulu hingga Parpol, Deklarasi Pemilu Damai 2024, Jaga Persatuan Tanpa Hoaks
Tak hanya itu, Kapolresta juga mengatakan dalam pengamanan pemilu mendatang Polresta Bengkulu siap mengerahkan seluruh 600 personilnya, yang tentunya juga dibantu oleh sejumlah unsur lainnya mulai dari TNI, hingga pengamanan sipil.
Kapolresta juga menghimbau masyarakat Kota Bengkulu juga agar tidak mudah terpancing dengan isu atau provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang berpotensi memecah belah bangsa.
(*)