Meski pada kenyataannya, hal tersebut tidak dapat menjadi tolak ukur atas kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.
Di era sekarang ini, penampilan seolah segalanya. Penampilan seolah menjadi penentu seberapa baik seseorang akan diterima dalam lingkungan sosial. Kecantikan dan penampilan fisik menjelma menjadi tolak ukur atas status seseorang di dalam konteks kehidupan sosial.
Orang-orang akan meletakkan standar yang akan mempengaruhi cara mereka memperlakukan seseorang. Ketika seseorang meletakkan standar cantik adalah mereka dengan tubuh kurus, kulit putih dan bertubuh semampai, maka mereka yang memiliki penampilan seperti itu akan mengalami beauty privilege.
Apa Dampak Beauty Privilege?
Beauty privilege baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan. Dampak tersebut dapat berpengaruh terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Dampak beauty privilege yang paling terlihat adalah adanya kesenjangan terhadap cara orang lain memperlakukan ataupun diperlakukan. Kesempatan terbuka lebih luas bagi mereka yang memiliki penampilan fisik menarik.
BACA JUGA:Kaya Akan Antioksidan, Ini 4 Manfaat Leci Untuk Kecantikan, Cegah Kulit Kusam dan Penuaan Dini
Sementara itu di saat bersamaan mereka yang memiliki fisik 'standar' akan memiliki lebih sedikit kesempatan sehingga ruang gerak mereka pun terbatas.
Mereka yang berparas menarik juga lebih mudah diterima di dalam lingkungan baru tanpa muncul banyak prasangka maupun praduga. Hal ini menjadi dampak negatif dari adanya beauty privilige itu sendiri.
Beauty privilege ini dapat dinilai tidak adil oleh sebagian orang. Namun fenomena ini hanya bisa hilang ketika semua orang mengubah standar mereka terhadap kecantikan yang tentunya tidak mudah untuk dilakukan.
Seperti yang dilansir dari laman liputan6.com, Andrew Pearson seorang Hipnoterapis menjelaskan bahwa beauty privilege hanya dapat diubah dengan cara seluruh dunia yang lebih dulu mengubah persepsi mereka tentang kecantikan dan daya tarik seseorang.