BENGKULU, BETVNEWS - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyebut dark analisis diketahui tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.
Dibandingkan dengan tahun 2022, tutupan hutan Bengkulu berkurang sebanyak 8.306 ha.
BACA JUGA:Kabar Baik! Ada Beasiswa Kuliah Gratis untuk Anak Petani Sawit di Seluma, Cek Infonya
Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Adi Junedi mengatakan, sejumlah daerah di tanah air ditimba bencana ekologi.
BMKG telah mengeluarkan data daerah yang berpotensi mengalami banjir.
Merujuk ke data yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Klimatologi tanggal 10 Januari 2024, Bengkulu termasuk daerah yang berpotensi mengalami banjir, yang diperkirakan akan berlangsung hingga April 2024.
BACA JUGA:Baru 409 CJH Lunasi Bipih, Berikut Persiapan Ibadah Haji 2024 di Provinsi Bengkulu
Banjir dengan kategori menengah berpeluang terjadi di 60 kecamatan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu diperkirakan akan paling luas mengalami kebanjiran.
"Berkaca dari banjir yang melanda sebagian besar daerah di Sumatera, maka Bengkulu patutnya bersiaga. Prediksi cuaca dan kondisi ekosistem yang dipengaruhi tutupan hutan membuat provinsi ini berpotensi dilanda banjir," kata Adi Junedi.
BACA JUGA:Buntut Penangkapan Sopir Ekspedisi Pemilik Sabu, Polisi Bakal Selidiki Peredaran Narkoba di Seluma
Banjir merupakan akibat dari kondisi alam karena limpahan curah hujan tinggi, dipadukan dengan kemampuan ekosistem menyerap curah hujan yang semakin rendah.
Rendahnya kemampuan menyerap air hujan dan tingginya aliran permukaan sehingga terjadi banjir tidak lepas dari kondisi ekosistem yang telah mengalami perubahan. Terutama perubahan tutupan hutan dan banyaknya areal terbuka.
BACA JUGA:Maling Bobol Rumah Makan di Pasar Minggu, Gasak 14 Tabung Gas dan Isi Kotak Amal
TIM Geographic Information System (GIS) KKI Warsi melakukan analisis citra satelit sentinel, dipadukan dengan pengamatan dari google earth, citra spot 6, SAS Planet untuk mengetahui kondisi tutupan hutan dan perubahan permukaan lahan berupa lahan terbuka di Provinsi Bengkulu.
Hal ini dilakukan untuk melihat dan membangun kewaspadaan semua pihak dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana ekologi.