Mengutip laman lifestyle.kompas, sebuah pedoman klinis yang diterbitkan oleh American Academy of Dermatology (AAD), membuktikan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dan pola makan bisa memicu munculnya jerawat.
Keju memiliki indeks glikemik tinggi sehingga orang yang memiliki kondisi kulit rentan berjerawat ini dapat mengalami breakout saat mengonsumsi sesuatu secara berlebihan.
Masih melansir laman yang sama, diketahui bahwa Jerawat akibat konsumsi keju dapat dikaitkan dengan hormon yang ada dalam susu, termasuk insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang dapat merangsang produksi sebum dan berkontribusi pada pori-pori yang tersumbat.
Kandungan lemak jenuh yang tinggi p[ada keju juga dapat memicu peradangan pada tubuh dan berpotensi untuk memperburuk kondisi kulit. Namun sama seperti sebelumnya, tidak semua orang akan mengalami masalah ini lantaran kondisi kulit setiap orang berbeda-beda.
BACA JUGA:Catat! 5 Bahan Ini Dapat Hilangkan Bekas Jerawat dengan Cepat, Dijamin Ampuh Tanpa Efek Samping
3. Menyebabkan Kembung
Mengonsumsi keju secara berlebihan juga dapat mengakibatkan perut kembung dan terasa tidak nyaman. Hal ini umunya terjadi pada mereka yang kesulitan untuk mencerna produk dairy.
Meski demikian, orang yang tidak kesulitan mencerna produk ini juga berpotensi untuk mengalami masalah kembung apabila mengonsumsina secara berlebihan. Kondisi ini dapat bertahan selama 30 menit hingga dua jam lamanya.
Konsumsi keju juga sebaiknya tidak dilakukan oleh orang-orang yang mengalami laktosa intoleran. Karena mereka yang mengalami kondisi ini justru akan membuat laktosa bergerak menuju usus besar dan bukannya diserap oleh tubuh.
Kondisi ini nantinya menyebabkan laktosa bergabung dengan bakteri di usus dan dapat menyebabkan kembung.
4. Heartburn
Terlalu banyak mengonsumsi keju juga dapat mengakibatkan heartburn, yaitu kondisi saat tubuh mengalami rasa panas di area dada. Hal ini tidak selalu dialami oleh semua orang, namun merupakan hal yang umum terjadi.
Saat keju dikonsumsi secara berlebiha, kandungannya yang tinggi lemak dapat mengendurkan lower esophageal sphincter (LES) atau otot yang biasanya mencegah asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.