BENGKULU, BETVNEWS - Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan, Hortilkutura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon mengatakan bahwa pihanya mencatat mencatat produksi panen kopi oleh petani mengalami peningkaatkan yang signifikan.
Dimana sebelumnya petani hanya mampu memanen 1,2 ton per hektarnya, namun kini para petani kopi dapat memanen hingga 3 ton per hektarnya.
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Tingkatkan Kewaspadaan Antisipasi Fenomena La Nina
Hal ini dikarenakan para petani terus melakukan intensifikasi pertanian dan melakukan peningkatan kualitas lahan perkebunan mereka, seperti contohnya beralih dari penggunaan pupuk anoraganik (kimia) menjadi pupuk organik(alami).
BACA JUGA:Dinas TPHP Dorong Optimalisasi Program PAT di Provinsi Bengkulu
"Saat ini sudah banyak perusahaan perkebuanan kopi yang menngunakan pupuk organik karena telah terbukti meningkatakan hasil produksi kopi," ungkap Kadis TPHP Provinsi Bengkulu, Jumat 10 Mei 2024.
Tambah M.Rizon, pihaknya berharap agar para petani kopi menjaga kualitas kopi yang dipanen agar taste (rasa) dan branding (citra) kopi Bengkulu semakin baik. Dirinya juga berhap agar para petani tidak melakukan alih fungsi lahan.
"Saat ini ini juga di wilayah provinsi Bengkulu telah memasuki masa musim panen. Dimana harga biji kopi telah menyentuh angka Rp 60 ribu per kilogramnya. Harga ini pun menjadi harga tertinggi sejak beberapa tahun terakhir," sambung M.Rizon.
BACA JUGA:Harga Kopi di Provinsi Bengkulu Terus Melambung, Dinas TPHP Ungkap Penyebabnya
Untuk diketahui, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar ke-3, produksi kopi Indonesia cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir.
Menurut laporan Statistik Indonesia 2023, produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Selama beberapa tahun terakhir, jumlah produksi kopi di Indonesia yang tertinggi yakni pada 2021. Sementara itu, produksi kopi terendah yakni pada 2017 sebanyak 716,10 ribu ton.
(ADV)