1. Sebabkan Peradangan
Mengonsumsi terlalu banyak keju ternyata dapat menyebabkan peradangan. Hal ini karena kandungan kasein atau senyawa protein yang ditemukan di dalam susu yang merupakan komponen utama keju ini dapat berpotensi untuk menyebabkan peradangan.
Kasein dapat memicu respon imun yang berkontribuasi terhadap peradangan di dalam tubuh pada sebagian orang. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai gejala, seperti masalah pencernaan, masalah kulit, rasa tidak nyaman pada sistem pernapasan hingga nyeri pada sendi.
Meski demikian, hal ini tentunya tidak dialami oleh semua orang. Hanya mereka yang memiliki alergi atau kepekaan terhadap kasein saja yang dapat mengalaminya.
2. Breakout pada Wajah
Mengutip laman lifestyle.kompas, sebuah pedoman klinis yang diterbitkan oleh American Academy of Dermatology (AAD), membuktikan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dan pola makan bisa memicu munculnya jerawat.
BACA JUGA:Bukan Hanya Enak, Keju Cheddar Juga Ternyata Memiliki Banyak Manfaat Untuk Tubuh, Apa Saja?
Keju memiliki indeks glikemik tinggi sehingga orang yang memiliki kondisi kulit rentan berjerawat ini dapat mengalami breakout saat mengonsumsi sesuatu secara berlebihan.
Masih melansir laman yang sama, diketahui bahwa Jerawat akibat konsumsi keju dapat dikaitkan dengan hormon yang ada dalam susu, termasuk insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang dapat merangsang produksi sebum dan berkontribusi pada pori-pori yang tersumbat.
Kandungan lemak jenuh yang tinggi p[ada keju juga dapat memicu peradangan pada tubuh dan berpotensi untuk memperburuk kondisi kulit. Namun sama seperti sebelumnya, tidak semua orang akan mengalami masalah ini lantaran kondisi kulit setiap orang berbeda-beda.
3. Kembung
Mengonsumsi keju secara berlebihan juga dapat mengakibatkan perut kembung dan terasa tidak nyaman. Hal ini umunya terjadi pada mereka yang kesulitan untuk mencerna produk dairy.
Meski demikian, orang yang tidak kesulitan mencerna produk ini juga berpotensi untuk mengalami masalah kembung apabila mengonsumsina secara berlebihan. Kondisi ini dapat bertahan selama 30 menit hingga dua jam lamanya.