4. Anak Belum Bisa Mengutarakan
Anak yang mengalami tantrum biasanya merupakan anak yang berada di usia 1-14 tahun sehingga kebanyakan darui mereka belum bisa mengutarakan apa yang mereka rasakan.
BACA JUGA:Bunda Jangan Emosi Dulu, Lakukan 7 Tips Parenting Ini untuk Didik Anak Usia Dini
Oleh sebab itu, anak akan mengenkpresikan apa yang mereka rasakan dengan tangisan yang menjadi-jadi lantaran kemampuan merka untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan belum maksimal.
Kemampuan berbahasa anak yang berusia di bawah 3 tahun biasanya baru mencapai 75% sehingga wajar jika mereka belum bisa menyampaikan dengan baik tentang apa yang mereka rasakan.
BACA JUGA:Didik Anak Remaja Laki-laki Tanpa Drama dengan 5 Tips Parenting Ini, Sudah Terapkan?
5. Tidak Mendapatkan Apa yang Diinginkan
Biasanya tantrum juga dapat dipicu oleh keinginan anak yang tidak terpenuhi oleh orang tuanya, misalnya ketika anak menginginkan mainan yang menurutnya sangat bagus.
Keinginan yang kuat untuk memiliki mainan tersebut yang dibarengin dengan orang tua yang belum bisa memenuhi keinginannya membuat muncul rasa kekecewaan di dalam diri anak.
BACA JUGA:5 Tips Parenting untuk Anak Remaja, Mengomel Bukan Solusi Terbaik
Namun lantaran anak belum bisa mengelola emosi yang mereka miliki seperti rasa kecewa terebut, maka tantrum adalah satu-satunya cara bagi anak untuk dapat mengekspresikan kekecewaan dan usaha mereka untuk memahami apa yang terjadi.
6. Menghindari Hal Yang Tidak Disukai
Terkadang anak juga akan mengalami tantrum untuk menghindari hal yang tidak disukai, misalnya saat mereka tengah asik bermain lalu orang tua meminta mereka untuk berhenti.
BACA JUGA:Orang Tua Perlu Tahu, Ini 4 Tipe Parenting pada Anak, Sering Lakukan yang Mana?
Jika mengalami hal itu, maka tidak jarang jika anak yang masih ingin bermain memberontak dan juga menangis.
7. Kurang Tidur