BENGKULU, BETVNEWS - Setelah sukses dengan screening film pertamanya yang berjudul 'Sabisa Diri' bersama rekan-rekan komunitas KPITV UINFAS Bengkulu, kini Rahmat Taufik Hidayat mahasiswa KPI semester 6 UINFAS Bengkulu, akan menayangkan film keduanya yang berjudul 'Fork'.
Produksi film ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester 6 dalam mata kuliah Sinematografi. Ada lima film yang akan ditayangkan dalam waktu dekat pada tanggal 10 Juni 2024 di UINFAS Bengkulu, salah satunya adalah film 'Fork' yang disutradarai oleh Rahmat Taufik Hidayat.
BACA JUGA:Review Film Vina Sebelum 7 Hari: Kasus Pembunuhan yang Diangkat ke Layar Lebar
Film 'Fork' mengangkat cerita mengenai seorang gadis bernama Caca mengalami trauma yang menyerang psikologis secara mendalam akibat tragedi pemerkosaan yang dialaminya.
Alex, kakak Caca, yang sangat menyayangi adiknya tidak bisa menerima kenyataan ini. Dipenuhi dengan amarah dan keinginan untuk membela kehormatan adiknya, Alex memulai misi balas dendam.
Dengan modal informasi abu-abu dari adiknya, Alex mendapatkan bahwa pelaku dari pemerkosa adiknya adalah Ramon, seorang ketua geng yang suka membully di kelasnya yang tidak lain merupakan sahabatnya sendiri.
BACA JUGA:Review Film Metamorfosa: Sebuah Mahakarya Garapan Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
Dengan kecerdasannya, Alex membuat rencana yang penuh dengan teka-teki agar misi balas dendamnya tak tercium oleh siapapun.
Produksi film kedua Rahmat Taufik Hidayat kali ini mengangkat film yang bergenre Action Thriller.
Genre Action Thriller adalah jenis film yang bertujuan untuk mengagetkan (thrill), memberi kejutan, mengguncangkan dan menakutkan. Action thriller adalah kombinasi antara genre induk primer (action/aksi) dengan genre induk sekunder (thriller).
BACA JUGA:5 Rekomendasi Film Anime Terbaik Ini Siap Temani Akhir Pekanmu, Yuk Simak Apa Saja!
Dalam produksinya, ia melibatkan lima orang pemeran utama, dua orang pemeran pendamping dan extras cukup banyak.
Kru yang terlibat dalam produksi film 'Fork' ini kurang lebih 20 orang. Dengan mengangkat film yang bergenre action, Rahmat Taufik Hidayat kesulitan dalam mendirect pemian untuk adegan aksi.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapinya adalah singkatnya waktu yang diberi untuk memproduksi film ini yaitu satu bulan, dengan ketentuan durasi film dari 25 hingga 45 menit.
Artikel ini dibuat oleh Yulfia Angraini, mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UINFAS Bengkulu. (*)