Bagi Jaksa Agung, hal ini juga menjadi wujud perhatian terhadap kaum lemah dan mendorong terciptanya keadilan sosial dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, berkurban bukan hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, namun juga untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat manusia.
"Walaupun penyembelihan hewan kurban terasa berat dan menyakitkan secara emosional bagi sebagian orang, namun dalam melaksanakan tugas tersebut diharapkan dapat dilakukan dengan keteguhan hati yang tulus. Hal ini dapat memberikan pelajaran hidup bagi kita agar dapat meningkatkan pengendalian diri dan ketabahan dalam melalui segala ujian," sambung Jaksa Agung.
BACA JUGA:Kejagung RI Periksa 8 Saksi Terkait Kasus Korupsi Komoditi Emas Tahun 2010-2022
Selain itu, Jaksa Agung menambahkan, ibadah kurban yang dilakukan umat Islam memiliki dua dimensi pokok. Yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan iman dan takwa, serta dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.
Jaksa Agung juga mengajak segenap umat Islam yang ada di Kejaksaan Republik Indonesia untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menumbuhkan rasa rela berkorban untuk bangsa dan negara. Khususnya bagi Institusi Kejaksaan Republik Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Jaksa Agung Dr. Sunarta, Para Jaksa Agung Muda, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Para Staf Ahli Jaksa Agung, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan beberapa Pejabat Eselon II di lingkungan Kejaksaan Agung. (*)