BENGKULU, BETVNEWS - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mencatat penyebaran penyakit ngorok pada sapi dan kerbau terus meningkat di tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh. Indah Permatasari, mengungkapkan bahwa jumlah ternak yang terinfeksi mencapai 865 ekor.
"Penyakit ini menyebar di Kabupaten Kaur dengan 764 ekor, terdiri dari 550 ekor kerbau dan 214 ekor sapi. Di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat 100 ekor, yang terdiri dari 93 ekor sapi dan 7 ekor kerbau. Sementara itu, di Kabupaten Kepahiang tercatat 1 ekor kerbau," jelas Indah pada Kamis 24 Oktober 2024.
Ia menambahkan, akibat penyebaran penyakit ngorok ini, sudah ada 177 ekor ternak yang dilaporkan mati. "Jumlah ternak yang mati mencapai 177 ekor," tuturnya.
BACA JUGA:Nilai Indeks Pembanguan Statistik 2024 Kota Bengkulu Tertinggi di Wilayah Sumbagsel
BACA JUGA:Kader PAN Deklarasi Dukungan ke Paslon Rohidin-Meriani Jelang Pemilihan
Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra, mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah cepat dalam menanggulangi penyebaran penyakit ini.
Pemilik ternak diminta untuk memberikan vaksin dan melakukan penanganan yang tepat.
"Jika pemilik ternak melihat gejala penyakit ngorok, seperti nafsu makan menurun, hidung beringus, serta perut kembung disertai ngorok, segera lakukan pengobatan," terangnya.
Ternak lainnya yang berada dalam satu kelompok atau kandang juga perlu divaksin dan diobati.
BACA JUGA:Pakar Ilmu Politik Beri Saran Ini Agar Jalannya Debat Perdana Pilwakot Bengkulu Tak Monoton
BACA JUGA:Buah Alpukat Ampuh Menjaga Kesehatan Mata, Cek Manfaat Lengkapnya di Sini!
"Di Bengkulu, umumnya ternak dilepas. Oleh karena itu, penting untuk membawa pulang sapi dan kerbau untuk dipantau. Jika ada perubahan kondisi atau gejala ngorok, segera bawa ke petugas untuk mendapatkan pengobatan dan vaksin," imbaunya.
Masyarakat dapat mengakses vaksin dan obat untuk penanganan sapi ngorok secara gratis di pusat kesehatan hewan di masing-masing kabupaten/kota, dengan catatan pelayanan dilakukan pada jam kerja.
"Vaksin dan obat tersedia gratis di puskeswan pada jam kerja. Namun, untuk pelayanan di luar jam kerja, akan dikenakan biaya," ungkapnya.