Pangeran Ali dari Camat Perang sampai Bon Perang

Selasa 12-11-2024,09:34 WIB
Reporter : Tim Liputan
Editor : Ria Sofyan

Apalagi Tuan Gafur juga ikut angkat senjata bergabung dengan pasukan AK Gani di Lebong Tandai. 

"Saat Lebong Tandai dibombardir oleh Belanda dari udara pada Mei 1949, Tuan Gafur bertugas di front Air Siman. Tembak menembak antara pasukan kita dengan musuh berlangsung hingga malam hari", ujar  Amirudin cucu menantu Pangeran Ali saat berkisah pada Iwan Jaya anaknya. 

Ketika perang usai karena perjanjian KMB tanggal 27 Desember 1949 situasi di Napal Putih berangsur-angsur normal.

Betapa terkejutnya Tuan Gafur ketika pulang ke rumah keluar dari gerilya didapatinya warungnya yang dulu besar dan lengkap tapi kini terlihat kosong melompong. 

Sang istri bercerita bahwa sepeninggal suaminya hampir tiap hari tentara dan laskar datang berhutang kebutuhannya seperti minyak, gula, beras, garam dan rokok. 

"Tiap kali mereka berhutang saya selalu mencatatnya", ujar istrinya saat melihat Tuan Gafur nampak masih bingung.

Tuan Gafur tidak marah dia bahkan bangga bahwa istrinya turut mendukung perjuangan melawan musuh. 

"Tak apalah, nanti kita cari rezeki lain lagi, yang harus disyukuri kita semua bisa berkumpul lagi dengan selamat", ujar Tuan Gafur tersenyum sambil menggantungkan senapan Garand kaliber 30-06 Springfield  andalannya didinding rumah. 

Tahun 1954 ketika AK. Gani menjadi Menteri  Perhubungan pada Kabinet Ali Sastroamijoyo, Tuan Gafur ke Jakarta menghadap AK. Gani, dia bermaksud meminta bantuan modal usaha karena dia baru saja menetap di Curup Rejang Lebong.

Secara berseloroh Tuan Gafur mengatakan bahwa di tas besar yang dibawanya penuh dengan kertas bon tentara dan laskar saat Agresi  Belanda II yang menyebabkan warungnya bangkrut. 

AK. Gani mengerti bahwa Tuan Gafur tidak menagih hutang, sebab patriotisme Tuan Gafur sekuat baja, nyawanya sendiri pernah dipertaruhkan demi republik.

Seketika AK. Gani memanggil stafnya sambil memberi kertas memo lalu staf tersebut mengajak Tuan Gafur menuju gudang, betapa terkejutnya Tuan Gafur, ternyata AK. Gani memberinya 3 unit mobil truck merk Chevrolet.

2 mobil dijual Tuan Gafur di Jakarta  sementara 1 unit lagi dibawa ke Curup sejak itu usaha Tuan Gafur berkembang pesat sebagai pemasok batu dan pasir untuk bahan bangunan.

HARI-HARI AKHIR. 

Sejak pertengahan Desember 1970 Pangeran Ali memutuskan pindah ke Curup, dalam suratnya kepada Sabi'i tertanggal 1 Desember 1970 dia ingin menghabiskan sisa hidupnya didampingi Nurma anaknya. 

Nurma bersama Thaib suaminya sejak tahun 1958 sudah menetap di Curup karena situasi di Napal Putih tidak aman akibat pemberontakan PRRI. 

Kategori :