BETVNEWS - Keberagaman di Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti etnis, agama, bahasa, dan budaya yang menjadikan negara ini unik namun penuh tantangan.
Salah satu faktor penting dalam membentuk persepsi publik tentang keberagaman adalah media. Media memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi opini publik, baik secara positif maupun negatif.
Sebuah studi oleh Haris & Rifqie (2020) mengungkap bahwa media berperan sebagai "agen sosialisasi" yang dapat membantu membangun toleransi antar kelompok melalui pemberitaan yang menonjolkan keragaman budaya dan nilai inklusif.
Media yang menampilkan konten edukatif mengenai keberagaman dapat membantu masyarakat memahami dan menghargai perbedaan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih toleran.
BACA JUGA:Kejagung Periksa 2 Saksi Terkait Kasus Korupsi Impor Gula di Kementerian Perdagangan
Media dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan narasi keberagaman dan meredam konflik, terutama di wilayah yang rawan perpecahan.
Penelitian oleh Ismail (2021) dalam jurnal Media dan Komunikasi menemukan bahwa konten yang bersifat edukatif tentang budaya dan agama yang berbeda dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kerukunan di lingkungan sekitar.
Meskipun demikian, media menghadapi tantangan dalam menyajikan pemberitaan yang inklusif. Beberapa studi menunjukkan bahwa media sering kali bias terhadap kelompok minoritas atau mengabaikan narasi mereka.
Bias media dalam menyajikan pemberitaan tertentu, terutama yang berkaitan dengan konflik etnis atau agama, dapat memperburuk stereotip dan meningkatkan ketegangan sosial. Oleh karena itu, media harus berperan sebagai penghubung antar kelompok, bukan sebagai pemicu konflik. Widyastuti (2019).
BACA JUGA:Pangeran Ali dari Camat Perang sampai Bon Perang
Di dalam bermedia sosial media sosial memainkan peran penting dalam membentuk persepsi keberagaman yang ada. Di satu sisi, media sosial dapat menyebarkan informasi yang mendukung toleransi dan inklusi di sisi lain, ia juga berpotensi memperkuat prasangka para pembacanya.
Peran media sosial memberikan ruang bagi masyarakat untuk berbagi cerita dan pengalaman keberagaman agama dan budaya yang ada, sehingga memperkuat kohesi sosial.
Namun, tanpa pengawasan yang tepat, media sosial juga dapat menjadi alat untuk menyebarkan berita palsu atau ujaran kebencian yang memecah belah masyarakat. Utami (2022).
BACA JUGA:Debat Kedua Pilbup Bengkulu Tengah, 3 Paslon Adu Gagasan soal Peningkatan MPP
Pemberitaan positif tentang keberagaman, seperti perayaan budaya lokal atau kerja sama antar kelompok etnis, agama dapat memperkuat integrasi nasional.