BACA JUGA:Jadi Mucikari, Seorang Pria dan Wanita Muda Ditahan Kejari Bengkulu
BACA JUGA:Kota Bengkulu Targetkan Raih Predikat Kota Sehat di 2025
3. Kebersihan Kaki yang Kurang Terjaga
--(Sumber : iStockPhoto)
Tumit yang tidak dibersihkan secara teratur juga dapat mengalami penumpukan sel kulit mati sehingga kulit menjadi kasar dan kering.
Jika tidak diatasi, maka penumpukan ini membuat kulit kehilangan elastisitasnya, yang pada akhirnya memicu retakan.
Kebiasaan jarang mencuci kaki setelah beraktivitas, terutama setelah memakai sepatu tertutup juga dapat meningkatkan risiko infeksi atau iritasi.
Oleh sebab itu, eksfoliasi secara rutin untuk mengangkat sel kulit mati dan menjaga kebersihan kaki sangat penting dilakukan.
Selain itu, menggunakan pelembap setelah mencuci kaki juga penting dilakukan untuk membantu menjaga kelembapan kulit agar tidak mudah pecah-pecah.
BACA JUGA:Ayah di Seluma Setubuhi Anak Kandung, Diamankan Polisi
BACA JUGA:Terdakwa Korupsi Dana BOS SMPN 17 Bengkulu Enggan Kembalikan Kerugian Negara
4. Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, kulit cenderung kehilangan kelembapan alaminya karena produksi minyak alami tubuh menurun sehingga faktor usia menjadi salah satu penyebab tumit kaki pecah-pecah.
Hal ini membuat kulit lebih kering dan kurang elastis sehingga lebih mudah retak.
Selain itu, regenerasi kulit pada orang yang lebih tua biasanya melambat sehingga proses penyembuhan retakan pada tumit memakan waktu lebih lama.
Jika terus dibiarkan tanpa perawatan yang tepat, masalah ini dapat menjadi semakin parah seiring bertambahnya usia.