5. Merokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol dapat memicu panas dalam karena keduanya memiliki efek negatif pada keseimbangan cairan tubuh, sistem pencernaan, serta kesehatan jaringan mukosa.
Alkohol bersifat diuretik, yang meningkatkan produksi urin dan menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Ini dapat mengakibatkan dehidrasi, yang memperparah gejala panas dalam.
BACA JUGA:Polisi Imbau Pengunjung Pantai Laguna Kaur Tidak Mandi di Laut
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Tinjau Alur Pelabuhan Pulau Baai yang Terkena Pendangkalan
Cara terbaik mengatasinya dengan kurangi atau hentikan merokok dan konsumsi alkohol. Minum banyak air untuk mengimbangi efek dehidrasi.
Konsumsi makanan yang kaya vitamin C dan antioksidan untuk membantu memperbaiki jaringan yang rusak.
BACA JUGA:Bengkulu Tunggu Alokasi Anggaran untuk Program Makan Bergizi
BACA JUGA:Kekerasan Terhadap Anak di Bengkulu Capai 232 Kasus Sepanjang 2024, Turun Dibanding Tahun Lalu
6. Begadang atau Kurang Tidur
Begadang atau kurang tidur dapat memicu panas dalam karena kurangnya istirahat memengaruhi keseimbangan sistem tubuh.
Kurang tidur melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap peradangan dan infeksi.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, dan rasa panas di tubuh, yang sering dikaitkan dengan panas dalam.
BACA JUGA:Disnakeswan Provinsi Bengkulu Siap Suplai Kebutuhan Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Ini Manfaat Minyak Biji Wortel yang Masih Jarang Diketahui, Bisa Mencegah Kulit dari Infeksi Jamur
Cara terbaik mengatasinya Cukup tidur (6-8 jam per malam). Perbanyak minum air putih, terutama sebelum tidur. Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan segar. Hindari kafein dan makanan pedas saat begadang.