Ribuan Nasib Masyarakat Pulau Enggano Luput dari Perhatian Wapres Gibran

Jumat 30-05-2025,16:43 WIB
Reporter : Ilham Juliandi
Editor : Ria Sofyan

BENGKULU, BETVNEWS - Ribuan nasib masyarakat di Pulau Enggano luput dari perhatian wakil presiden (Wapres) Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka saat kunjungan kerja di Provinsi Bengkulu.

Padahal 4.000 lebih masyarakat Enggano  lebih 3 bulan tak mendapatkan layanan transportasi kapal. 

Ketua AMAN Bengkulu Fahmi Arisandi menyebutkan, pada Selasa, 27 Mei 2025, ketika kunjungan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ke Bengkulu, hanya mendapatkan sajian informasi soal pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang berimbas pada terganggunya pasokan Bahan Bakar Minyak dan menimbulkan keresahan di Bengkulu. Termasuk terganggunya ekonomi akibat tidak ada aktivitas perkapalan di Pelabuhan.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Tekankan Gunakan Wadah Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

BACA JUGA:Pertamina Pastikan Penyaluran BBM Bengkulu Kembali Normal, Pendistribusian Capai 800 KL

Padahal, lanjut Fahmi, semestinya yang menjadi perhatian paling mendesak saat ini adalah nasib ribuan masyarakat adat di Pulau Enggano yang sudah terisolir selama lebih dari tiga bulan.

"Para pebisnis, benar terganggu dengan dangkalnya alur ini. Namun jangan lupa ada ribuan orang juga yang kini masih terkurung di pulau. Dan ini yang harusnya jadi perhatian serius pemerintah. Bukan cuma soal alur dan alur saja," kata Fahmi.

Fahmi mencontohkan, kejadian celaka yang dialami oleh lima orang warga yang hendak ke Pulau Enggano dan beruntung ditemukan selamat akibat terombang-ambing di lautan hingga ke Kabupaten Pesisir Barat Lampung pada Senin, 25 Mei 2025.

BACA JUGA:Kendaraan Lewati Tol Bengkulu-Taba Penanjung Selama Libur Panjang Meningkat 39,65 Persen

BACA JUGA:Inilah yang Terjadi Jika Konsumsi Labu Siam Secara Berlebihan, Awas 4 Masalah Kesehatan Ini

Ketiadaan transportasi ke Enggano, kini memaksa sejumlah warga akhirnya nekat untuk menyeberang samudera dengan kapal-kapal kecil.

"Mereka harus bertaruh nyawa. Ini menyedihkan. Secara nyata, ini menampilkan ketidakmampuan pemerintah Bengkulu untuk menyiasati cara lain menyelamatkan orang-orang di Pulau Enggano. Cuma sibuk menunggu alur dikeruk," kata Fahmi.

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Enggano Mulyadi Kauno, ikut menyayangkan lambannya respons pemerintah atas nasib mereka yang ada di Pulau Enggano.

Menurutnya, pengerukan alur memang penting untuk kelancaran aktivitas ekonomi di pelabuhan. Namun harusnya ada tindakan juga yang bisa cepat untuk membantu mereka yang ada di seberang lautan.

BACA JUGA:Punya Rasa yang Manis, Ini 6 Manfaat Labu Siam yang Ditawarkan Kepada Ibu Hamil

Kategori :