BENGKULU, BETVNEWS - Managemen Rumah Sakit M Yunus Bengkulu menyampaikan bahwa saat ini total utang di sektor farmasi capai Rp60 miliar.
Utang tersebut dari hasil akumulasi secara keseluruhan terhadap balanja obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), terhitung dari 2023 hingga saat ini.
BACA JUGA:Pantau Harga di Pasar, Bupati Sebut Kenaikan Bahan Pokok Dampak Program Makan Bergizi Gratis
Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas Direktur RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dr. Herry Permana, saat menerima kunjungan Menteri Kesehatan pada Rabu 17 Desember 2025 kemarin.
"Jadi dari sektor Farmasi ini mencapai Rp60 miliar, sehingga menajadi beban yang harus diselesaikan," sampai dr. Herry Permana.plt direktur
BACA JUGA:Terminal Air Sebakul Siap Hadapi Lonjakan Angkutan Nataru, Pemprov: Keselamatan Prioritas Utama
Lanjutnya, untuk utang tersebut akan terus diupayakan proses penyelesaiannya, dan ditargetkan selesai dalam 3 tahun kedepan, termasuk dengan adanya dukungan dari APBD Provinsi Bengkulu, meskipun tidak terlalu besar untuk menutup beban tersebut.
"Terus kita angsur secara perlahan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan Rumah Sakit," imbuhnya.
BACA JUGA:Diduga Nikah Siri hingga Telantarkan Anak Istri, Oknum PPPK BPJN Bengkulu Dilaporkan ke Polda
Lantaran sebagaian dari utang ini berkaitan dengan mekanisme Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sehingga perlu adanya dukungan dari kebijakan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk penyelesaiannya.
"Tentu kita sangat berharap adanya perhatian dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menyelesaikan utang tersebut," jelasnya.
BACA JUGA:Kasus Kredit Rp5 Miliar Bank Bengkulu Kepahiang, Pelimpahan Berkas Tunggu Petunjuk Jaksa
Sementara itu, pada 2025 ini RSUD M Yunus Bengkulu mencatatkan peningkatan dalam pendapatan sekitar Rp172 miliar, angka tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya.
"Tahun ini pendapatan operasional naik diangka Rp172 miliar, sedangkan 2024 Rp130 miliar," tutupnya.