Senyum Tulip
Dahlan Iskan.--(Sumber Foto: Disway.id/Istimewa).
BACA JUGA:Ini Respon PDIP Terkait Pertemuan Elit Parpol Parlemen Tolak Sistem Coblos Gambar Partai
Sebaliknya, kalau Bryan mengaku tidak bersalah barulah peradilan disiapkan. Harus dibentuk dulu tim juri. Biasanya terdiri dari 12 orang. Mereka warga biasa di Idaho. Khususnya di Moscow dan sekitarnya.
Dewan juri itu yang akan menyaksikan jalannya sidang. Terutama perbantahan antara jaksa, terdakwa, pengacara, dan hakim. Lalu para juri juga mendengarkan keterangan para saksi. Juri tidak punya hak bertanya kepada terdakwa.
Setelah sidang selesai, juri bersidang. Di situlah diputuskan Bryan bersalah atau tidak. Bukan hakim yang memutuskan.
BACA JUGA:Hasil Panen Padi di Kota Bengkulu capai 70 Persen, Tapi Petani Keluhkan Soal Ini
Kalau dewan juri menyatakan Bryan bersalah, hakim tinggal memutuskan berapa hukumannya. Kalau juri menyatakan tidak bersalah, hakim membebaskannya.
Kalau sebelum sidang itu Bryan sudah menyatakan bersalah, maka kita sulit berharap mengetahui apa motif pembunuhan ini. Padahal motif memainkan peran penting dalam urusan pidana. Mestinya tuduhan jaksa sudah menyertakan motif itu. Tapi belum terungkap ke publik.
Memang ada pengakuan saksi yang sangat menarik. Yakni dua mahasiswi yang tinggal di kamar lantai 1. Keduanyi selamat.
BACA JUGA:Respon Cepat Tanggapi Kasus Asusila, Ini yang Dilakukan DP3APPKB Provinsi Bengkulu
Sabtu malam itu mereka pesta. Pulang ke rumah kontrakan sudah Minggu dini hari. Tidak langsung tidur. Yang satu menghubungi mantan pacar. Lewat HP. Sampai lebih 10 kali. Tidak tersambung. Yang satu lagi menghubungi pacar. Beberapa kali. Juga tidak tersambung. Fakta ini menyelamatkan pacar dan mantan pacar itu dari tuduhan pembunuhan.
Sekitar pukul 03.00 salah satunyi tidak bisa tidur. Ia mendengar suara wanita dari kamar lantai 2. Berarti suara Xana Kernodle. "Di sini ada orang lain," Begitu suara yang samar-samar dia dengar. Dia pun membuka pintu kamar. Gelap. Dia lantas mendengar suara laki-laki. "Ini semua ok. Saya akan menjagamu," suara laki-laki itu. Juga samar-samar.
Dia tahu di kamar lantai 2 itu Xana tidur bersama pacarnyi: Ethan Chapin. Sama-sama 20 tahun.
BACA JUGA:Fantastis!! Pameran Point Of View Sukses Digelar, Ternyata Kegiatan Ini Libatkan 14 Kelompok Seniman
Maka mahasiswi di kamar lantai 1 itu menutup pintu lagi. Mau tidur lagi.
Tapi dia tergagap lagi oleh suara seperti anjing yang lagi loncat-loncat. Dia buka pintu lagi. Dia kaget setengah mati. Dia berdiri beku. Dia lihat sesosok laki-laki berkelebat. Pakai pakaian gelap, pakai masker Covid, beralis tebal. Badannya atletik, tingginya sekitar 5,6 inci. Lelaki itu menuju pintu belakang. Ia keluar dari pintu geser di bagian belakang rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: