AC Pesawat Super Air Jet Mati, Penumpang Kepanasan Hampir 2 Jam

AC Pesawat Super Air Jet Mati, Penumpang Kepanasan Hampir 2 Jam

Pesawat Super Air Jet yang mendarat di Bandara Fatmawati Bengkulu pada Jum'at 09 September siang. --(Sumber Foto: Doc/Betv).

JAKARTA, BETVNEWS - Pesawat berjenis Airbus 320-200 dengan nomor penerbangan IU-737, terbang dari Bali menuju Jakarta yang merupakan Pesawat Super Air Jet, mengalami kerusakan pada sistem air conditioning (AC) hingga membuat para penumpang kepanasan hingga mandi keringat hampir selama 2 jam di ketinggian 30.000 kaki.

Direktur Utama Super Air Jet, Ari Azhari telah menyampaikan permohonan maaf kepada penumpang atas kejadian tersebut.

BACA JUGA:Pedagang Thrift Tetap Kekeuh Berjualan, di Tengah Larangan Impor Baju Bekas

Menurutnya, bahwa sebelum terbang seluruh aspek prosedur sudah dilaksanakan, meliputi pengecekan bahan bakar, sistem pesawat hingga mematikan para penumpang naik dengan aman.

"Seluruh tamu super telah mengikuti proses kedatangan, kami Super Air Jet menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan yang dialami tamu," sampainya dalam keterangan, yang dikutip dari Disway.id.

BACA JUGA:Giat Imbangan Ops Pekat, Polisi Sita Puluhan Botol Miras

Lanjutnya, bahwa sebelum terbang pesawat tersebut sudah dipastikan dalam kondisi yang baik, dan memang sudah siap untuk melakukan proses penerbangan.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi pesawat dan semua kelengkapan dalam kedua prima serta siap untuk terbang," imbuhnya.

BACA JUGA:Gaya Hidup Tinggi, Ekonomi Sulit! Motif Pelaku Begal Korbannya

Karena dari hasil pemeriksaan yang aman tersebut, kemudian Super Air Jet melakukan penerbangan dengan membawa 179 penumpang dan 6 orang Crew.

Dimana pesawat lepas landas sekitar pukul 17.55 WITA, dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

BACA JUGA:Pencuri Beraksi di Rumah Warga Lubuk Gilang, Harta Benda Raib

Diakuinya, bahwa pada ketinggian 30.000 kaki sistem pengatur udara di kabin tidak berfungsi maksimal.

"Sistem pengatur tekanan udara di kabin, terindikasi tidak berfungsi maksimal, kemudian pilot menurunkan ketinggian pesawat, gangguan tersebut menyebabkan suhu udara di kabin menjadi lebih tinggi," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: