Jejak Gus Dur: Selesaikan Masalah di Negeri, ke Luar Negeri
Salah satu kunjungan Gus Dur ke Luar Negeri dalam mempererat hubungan bilateral.--(Sumber Foto: Tim/Ist/Betv).
Berbagai persoalan tersebut memang harus diselesaikan dengan cepat. Pemerintahan B.J. Habibie, telah mengupayakan berbagai penyelesaian.
Akan tetapi memang belum mendapatkan hasil yang optimal.
Kemudian Gus Dur berusaha mencari terobosan baru dengan melakukan pendekatan-pendekatan diplomatik di luar negeri.
BACA JUGA:Jejak Gus Dur: Tidur di Sofa, Karena Perempuan Tidak Dikenal
Harapannya, para pemimpin dunia ikut membantu menyelesaikan. Paling tidak, tidak menyokong. Atau melarang warganya ikut campur.
Kendati dianggap logis secara pemikiran, namun langkah itu tetap menimbulkan pro-kontra.
Ini bisa dimaklumi, untuk perjalanan ke luar negeri, rombongan presiden tentu membutuhkan dana yang cukup besar.
BACA JUGA:Jejak Gus Dur: Gitu Aja Kok Repot
Pesawat yang dipakai adalah pesawat carteran. Biasanya milik Garuda. Karena pada waktu itu, Indonesia belum memiliki pesawat kepresidenan seperti sekarang.
Pesawat yang dicarter untuk pesawat kepresidenan, sebelum dipakai, harus disulap dulu tata letak cabinnya.
Disesuaikan dengan standar pesawat kepresidenan. Bagian depan, cabin pesawat didesain untuk ruang presiden dan keluarga.
BACA JUGA:Jejak Gus Dur: Musuh Saya Cuma Satu, Pak Harto
Ada kamar tidur, ada ruang kerja. Juga tempat duduk VVIP. Di belakang itu, baru ruang VIP untuk para menteri dan pengusaha yang ikut serta.
Adapun ajudan, staff istana dan wartawan, menempati ruangan yang paling belakang.
Ribet! Butuh persiapan serius. Bisa dibayangkan, berapa biaya yang dibutuhkan untuk semua itu. Tentu tidak sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: