Kisah Tragis Dyah Wiyat dan Ra Tanca di Kerajaan Majapahit, Cinta Putri Raja yang Terhalang Status Sosial

Pada masa pemerintahan Prabu Jayanegara, Dyah Wiyat menjadi raja bawahan di Daha (saat ini bernama Kediri) dan memiliki gelar Rajadewi Maharajasa Bhre Daha.

Dyah Wiyat adalah seorang perempuan yang memiliki kedudukan sosial tinggi dan sangat berwibawa.

BACA JUGA:Suku Kalang di Jawa Terkenal Sakti Dari Suku Dayak, Pasukan Perang Andalan Kerajaan Majapahit

Tentu saja, ia sangat cocok bila dijadikan sebagai seorang pemimpin, karena kemandirian serta kepandaiannya dalam menyelesaikan sesuatu.

Tidak akan heran apabila Dyah Wiyat menjadi incaran banyak pangeran serta ksatria di penjuru Nusantara untuk dipinang sebagai istri.

Bahkan Dyah Wiyat yang punya pandangan ke depan tersebut dinilai ibunya Gayatri memang memiliki sifat yang lebih menonjol dibanding kakaknya.

BACA JUGA:Deretan Kerajaan Besar di Indonesia! Termasuk Sriwijaya dan Pengaruh Terhadap Kebudayaan Masyarakat

Hanya saja kisah cintanya begitu rumit bak sebuah dongeng, di mana tidak ada batasan kedudukan.

Tidak disangka bahwa secara diam-diam Dyah Wiyat lebih terpikat oleh seorang tabib istana bernama Ra Tanca.

Cinta Dyah Wiayat pun disambut baik, karena Ra Tanca pun telah lama menyukai sang putri.

Cinta yang bersemi tak terduga tersebut pun akhirnya semakin lama semakin menemui pelabuhannya. Keduanya benar-benar seolah terpikat dan tidak terpisahkan.

BACA JUGA:Kisah Perjuangan Ratu Liliuokalani yang Berakhir Tragis, hingga Hawaii Tidak Lagi Jadi Kerajaan!

Ya, diketahui bahwa cinta tidak kenal batasan, siapa dia, dari mana asalnya bahkan sekalipun kuasa tak dapat memisahkan.

Tidak hanya sebagai tabib, Ra Tanca merupakan salah satu anggota dharma putra yang merupakan jabatan istimewa dari Raja Raden Wijaya.

Bahkan diceritakan bahwa Dyah Wiyat selalu ingin bertemu dengan sang pujaan, Ra Tanca.

Sumber: