Harga Cabai Meroket, Petani di Seluma Raup Untung Besar

Harga Cabai Meroket, Petani di Seluma Raup Untung Besar

Harga cabai keriting yang sempat meroket di harga Rp100 ribu perkilogram di Kabupaten Seluma, membuat petani cabai meraup keuntungan yang besar.--(Sumber Foto: Julyan/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Harga cabai keriting yang sempat meroket di harga Rp100 ribu perkilogram di Kabupaten Seluma, membuat petani cabai meraup keuntungan yang besar.

BACA JUGA:Nama-nama Calon Walikota Mulai Bermunculan Jelang Pilkada, Ini Kata Pengamat Politik

Kenaikan harga cabai dalam beberapa minggu terakhir membuat petani cabai asal Bengkulu Selatan, Ivandri Dimas yang membuka lahan cabai seluas 1.5 hekatre di Kelurahan Rimbo Kedui Seluma tersenyum. Pasalnya, ia mendapatkan omzet yang sangat besar dari penjualan cabai belakangan ini.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Upayakan Jalur Tol Laut Bengkulu-Tanjang Priok Kembali Diaktifkan

Nanda pengelola kebun milik Ivandri Dimas mengatakan, semenjak harga naik, kebun cabai yang ia kelola sudah 12 kali panen. Dalam satu minggu, ia bisa melakukan pemanenan sebanyak 2 kali.

"Alhamdulillah, sejak harga cabai melambung tinggi sudah 12 kali panen. Terkahir kita mendapatkan hasil panen 2.8 ton," kata Nanda pengelola kebun.

BACA JUGA:KNPI Kota Bengkulu Bocorkan Kriteria Pemimpin yang Didukung Menjadi Walikota

Lanjutnya, untuk harga jual di lokasi kebun pun hingga saat ini masih terbilang tinggi yakni di angka Rp65 ribu perkilogramnya.

Dimana terakhir kali ia memanen mendapatkan hasil 2.8 ton, dan sebagian cabai yang dipanen ada yang dijual di pasar lokal maupun ke luar daerah.

BACA JUGA:Kembali Berulah, Residivis Kasus Pencurian Diringkus Polisi Usai Gasak Uang Milik Bos

Menurutnya, harga cabai yang relatif tinggi salah satunya disebabkan pasokan cabe yang berkurang karena faktor cuaca. Sehingga banyak petani belum menanam cabai karena takut berisiko gagal panen.

"Terakhir hasil jual sekitar Rp130 juta dari hasil panen 2.8 ton. Setiap kali panen kita memperkerjakan 145 orang," ujarnya.

BACA JUGA:Berduaan di Kamar Saat Bulan Ramadan, Pasangan Pelajar di Kepahiang Digerebek Warga

Diungkapkannya, dari awal menanam hingga masa produktif, memerlukan biaya sebesar Rp380 juta untuk luas 1.5 hektare. Serta menghabisakan pupuk sebanyak 4 ton dan puluhan liter racun semprot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: