KPU

Pesona Kampung Jambu Agrefi: Wisata Edukasi dan Petik Buah di Kota Bengkulu

Pesona Kampung Jambu Agrefi: Wisata Edukasi dan Petik Buah di Kota Bengkulu

Nova Fatma, pemilik kebun, mengungkapkan bahwa tempat ini juga dirancang sebagai pusat edukasi bagi para pelajar dari berbagai tingkatan, mulai dari sekolah dasar hingga mahasiswa. --(Sumber Foto: Ajeng/BETV)

"Kami sering menerima kunjungan dari sekolah-sekolah dan universitas. Mereka tidak hanya belajar tentang budidaya jambu, tetapi juga terlibat langsung dalam proses perawatan dan pemanenan. Bahkan, beberapa penelitian ilmiah tentang khasiat jambu merah untuk pengobatan demam berdarah atau DBD dilakukan di sini," kata Nova.

Selain itu, Kampung Jambu Agrefi sering mengadakan pelatihan bagi masyarakat umum tentang teknik budidaya jambu secara organik, mulai dari pemilihan bibit, cara menanam, hingga teknik pemeliharaan yang baik dan ramah lingkungan. 

BACA JUGA:8 Manfaat Bunga Rosella untuk Kesehatan, Mulai dari Jaga Kondisi Jantung hingga Gula Darah

Nova berharap, kampung ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan pertanian lokal secara mandiri dan berkelanjutan.

Meski memiliki potensi besar, pengelolaan Kampung Jambu Agrefi juga menghadapi berbagai tantangan. 

Menurut Nizar, suami Nova yang juga menjadi pengelola kebun, faktor cuaca dan kenaikan harga bahan-bahan pertanian, terutama racun hama, menjadi masalah yang cukup serius. 

BACA JUGA:6 Manfaat Bunga Rosella Bagi Kecantikan, Perlindungan Alami Baik untuk Kulit di Wajah

"Cuaca yang tidak stabil sering kali menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu, harga racun hama yang terus naik juga menjadi beban bagi kami. Padahal, menjaga tanaman dari serangan hama adalah hal yang sangat penting untuk memastikan kualitas buah tetap terjaga," jelas Nizar.

Untuk mengatasi tantangan ini, Nizar dan timnya berusaha melakukan inovasi dalam pengelolaan kebun. 

Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memproduksi pupuk anorganik secara mandiri melalui proses fermentasi. 

BACA JUGA:Realisasi PAD dari PBB-P2 di Kota Bengkulu Baru Mencapai 38 Persen

"Kami mencoba memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar untuk membuat pupuk sendiri. Dengan begitu, kami bisa mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan kimia dari luar," tambahnya.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan sistem irigasi dan manajemen lahan juga terus dilakukan. 

Nizar menyebutkan bahwa pengelolaan air yang baik sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah, terutama saat musim kemarau tiba. 

BACA JUGA:4 DPO Masih Berkeliaran, Intelijen Kejati Bengkulu Peringatkan Buronan Segera Menyerahkan Diri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: