55.174 Warga Rejang Lebong Golput, Target Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Tak Tercapai
Koordinator Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Rejang Lebong, Buyono--(Sumber Foto: Daman/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu, serta Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang Lebong dalam Pilkada 2024 ini, yang dilaksanakan serentak pada 27 November 2024 lalu, untuk partisipasi pemilih yang ditargetkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Penyelenggaran Pilkada tak mencapai target lantaran.
Disampaikan Koordinator Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Rejang Lebong, Buyono, selain tak mencapai target partisipasi Pemilih Pilkada 2024 diangka 85 persen, pada Pilkada tahun ini untuk partisipasi juga menurun jauh dibandingkan dengan partisipasi pemilih pada Pilkada tahun 2020 lalu
“Dari rekap di tingkat Kabupaten kemaren (Pleno Penghitungan Suara, red), partisipasinya sebanyak 74 persen, angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan Pilkada 2020 lalu yang mencapai 77 persen” sampai Buyono.
Berdasarkan data rekapitulasi perolehan suara, jumlah warga masyarakat Rejang Lebong yang ditetapkan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT totalnya berjumlah 208.094.
BACA JUGA:Mampu Meningkatkan Imunitas Ibu Hamil, Cukup Konsumsi Bawang Bombay Ini, Cek Manfaatnya
Namun untuk pemilih yang menyalurkan hak suaranya pada hari pencoblosan lalu hanya sebanyak 152.916 pemilih, dan 55.174 pemilih golput dan tak mencoblos.
Sedangkan pada Pilkada 2020 lalu, dari total DPT 196.054 pemilih, untuk angka partisipasi pemilih mencapai 77 persen atau sebanyak 150.757 warga mencoblos, atau hanya bertambah 2.159 warga yang mencoblos pada Pilkada tahun ini, dan 45.747 pemilih yang golput tercatat pada Pilkada tahun 2020 lalu.
Menurunnya angka partisipasi pemilih ini, menurut Buyono disebabkan beberapa hal, termasuk dikarenakan jumlah Paslon yang hanya berjumlah 3 Paslon dalam Pilkada Kabupaten Rejang Lebong sehingga membuat partisipasi pemilih menurun.
“Tentu ada beberapa faktor yang kami anggap penyebab penurunan tersebut, salah satunya peningkatan jumlah DPT, yang pada Pilkada 2020 itu hanya 193 ribuan sekarang menjadi 208.094 jiwa. Kemudian faktor lainnya perubahan, sikap atau tanggapan masyarakat terhadap Pilkada itu sendiri, yang tentu dari rentang 2020 sampai 2024 ini sudah perubahan pola pikir," jelas Buyono.
BACA JUGA:15 Tiang Listrik Roboh Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang, PLN Tais Masih Lakukan Perbaikan
BACA JUGA:Disnakeswan Provinsi Bengkulu Duga Puluhan Ekor Kerbau Mati Mendadak Terkena Penyakit Ngorok
"Lalu faktor lain ada perubahan jumlah Paslon, jika 2020 ada empat Paslon, dan ditahun 2024 ini hanya ada tiga Paslon, sehingga sebaran kawan-kawan Paslon melakukan sosialisasi juga berbeda," tambahnya.
Tak hanya itu saja, dia pun menegaskan untuk pemilih yang golput ini kebanyakan dalam pemilih milenial yang sudah bekerja, dan hal ini terlihat dari banyaknya undangan yang tersampaikan karena pemilih tak bisa ditemui saat Petugas KPPS membagikan undangan memilih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: