Faktor selanjutnya bisa terjadi sebab tayangan televisi atau media tertentu, yang memperlihatkan perilaku bullying pada anak.
Apalagi bila anak masih di bawah umur, dan masih tahap belajar. Sebab sejak kecil anak sudah bisa dan sedikit paham dalam makna berbeda. Bisa saja suatu hal yang negatif, dianggap positif oleh anak.
Sehingga sebagai orang tua, harus memahami karakter anak sesuai umurnya, dan jangan terlalu menuruti kemauan anak yang dapat berdampak buruk untuknya.
BACA JUGA:Dinas Perhubungan Akan Aktifkan Uji KIR Kendaraan
Tak hanya faktor perilaku bullying, ada beberapa peran saat terjadinya bullying atau perundungan, yakni:
- Bullies (pelaku bullying)
Bullies atau disebut dengan pelaku bullying adalah orang yang melakukan tindakan secara fisik ataupun emosional, sehingga membuat orang lain merasa terluka serta menyakiti korban dengan terus-menerus.
BACA JUGA:5 Manfaat Olahraga Otak dengan Catur, Bisa Dimainkan Siapa Saja
Selain itu, pelaku bullying cenderung memperlihatkan simptom depresi lebih tinggi dibanding pada orang yang tak terlibat dalam bullying.
- Victim (korban bullying)
Victim atau korban perundungan adalah orang yang menjadi target atas perlakukan orang lain secara agresif, bertindak untuk menyakitkan serta hanya menunjukkan sedikit pertahanan dalam melawan penyerangnya.
BACA JUGA:Simak Sejarah 9 Maret Ditetapkan Sebagai Hari Musik Nasional, Intip Cara Perayaannya!
Sehingga kebanyakan korban perundukan cenderung menarik diri, depresi, cemas, maupun takut akan situasi baru.
- Bully-victim
Suatu perilaku agresi dari pihak yang terlibat, atau bisa juga sebaliknya seseorang tersebut ikut menjadi korban.
Selain itu, victim memberikan petunjuk level agresivitas verbal serta fisik lebih tinggi daripada anak lain.