Selanjutnya, temuan itu semakin diperkuat dengan penelusuran seorang geolog asal Inggris bernama Graham Harris.
BACA JUGA:Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei, Ini Tata Cara Shalat Gerhana Lengkap
Graham beserta timnya menelusuri dan menemukan bahwa Sodom dibangun di pesisir Laut Mati, lalu penduduknya berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut.
Diketahui pula, ternyata kota yang ditinggali kaum Sodom merupakan dataran yang mudah diguncang gempa.
BACA JUGA:Tepati Janji, Pemerintah Provinsi Bengkulu Lanjutkan Program Pemutihan Pajak Mulai 1 Mei 2023
Di sisi lain, selama proses penggalian di wilayah tersebut, tim Graham juga menemukan banyak lapisan lahar dan batu basal, yang menjadi bukti pernah terjadinya letusan gunung berapi serta gempa yang sangat dahsyat di pesisir Laut Mati itu.
Sementara peneliti lain, Werner Keller yang berasal dari Jerman, ia mengungkapkan temuannya secara lebih detail.
BACA JUGA:Kunjungi Provinsi Bengkulu 2 Mei, Presiden Joko Widodo Bakal Blusukan ke Pasar Tradisional
Ditemukan fakta bahwa kaum Sodom dulunya bermukim di wilayah yang saat ini bernama Lembah Siddim.
Lalu gempa yang sangat dahsyat itu diperkirakan dulunya terjadi di tepi Gunung Taurus.
Selanjutnya, memanjang ke pantai selatan Laut Mati hingga berlanjut melalui Gurun Arabia ke Teluk Aqaba melintasi Laut Merah, bahkan mengguncang Afrika.
BACA JUGA:Mitos-mitos Gerhana Bulan di Indonesia, Ada yang Percaya Bisa Mengabulkan Permohonan!
Werner memprediksikan, ketika itu Lembah Siddim atau Kota Sodom akan masuk ke jurang yang sangat dalam.
Hal tersebut karena adanya guncangan gempa yang sangat hebat terjadi.
Kemudian diperkirakan gempa tersebut juga mendatangkan letusan, petir, bahkan gas alam yang keluar dari bumi, serta munculnya lautan api yang dahsyat.
BACA JUGA:Mobil Travel Kecelakan di Tol Kota Serang Km 62, 1 Warga Kaur Tewas, 4 Luka-luka