BACA JUGA:Rusman Sudarsono Jabat Ketua KPU Provinsi Bengkulu Priode 2023-2028
Jenis bakteri tersebut bisa berkembang melalui saluran pencernaan, khususnya di lambung.
Orang yang tinggal pada lingkungan sanitasi buruk, rumah padat penduduk, hingga sering konsumsi obat antiradang nonsteroid (OAINS) dengan jangka panjang, rentan akan infeksi H. pylori.
BACA JUGA:Inilah 7 Negara Muslim dengan Kemiliteran Terkuat di Dunia, Adakah Indonesia?
Infeksi tersebut biasa diatasi dengan meminum dua jenis obat antibiotik dalam waktu yang bersamaan. Tujuannya untuk mencegah H. pylori mengembangkan resistensi pada obat antibiotik tertentu.
Tak hanya itu, penanganan infeksi H. pylori bisa meliputi obat-obatan sebagai membantu lambung untuk bisa pulih, contohnya penghambat pompa proton.
5. Irritable bowel syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah suatu gangguan yang ada di usus besar dan bisa menyebabkan sering sendawa, kram, kembung, hingga diare.
Gejala IBS tersebut bisa diredakan, dokter biasanya menganjurkanmu untuk mengonsumsi suplemen serat, obat pencahar tersebut dapat mengontrol sembelit, obat-obatan diare, hingga antikolinergik sebagai pereda kram usus yang menyakitkan.
BACA JUGA:Sudah Dibuka, Raih Kesempatan Kuliah Gratis Untuk 2.000 Anak Melalui Beasiswa SDM Sawit 2023
6. Gastroesophageal reflux disease(GERD)
GERD yang juga disebut sebagai penyakit asam lambung naik, hal ini terjadi saat asam lambung kembali naik menuju kerongkongan (esofagus). Sehingga, kamu sering mengalami sendawa.
Dalam mengatasi sendawa yang terus-menerus sebab GERD, disarankan dokter untuk memberi obat antasida sebagai menetralisir asam lambung, obat penurun produksi asam, hingga obat penghambat produksi asam dan juga menyembuhkan kerongkongan.
BACA JUGA:Prajurit TNI yang Gugur Ditembak KKB Papua, Ternyata Baru Menikah Seminggu Sebelum Bertugas
7. Intoleransi laktosa